PROSES
PENYERAHAN NILAI
Penyerahan
Nilai.
Proses penyerahan
nilai dalam bidang pemasaran. Pemasaran menurut pandangan tradisional adalah
perusahaan yang membuat sesuatu kemudian menjualnya kepada konsumen. Perusahaan mengetahui apa yang harus
dibuat dan pasar mana yang akan membeli cukup banyak unit untuk menghasilkan
laba.
Sebagaimana pandangan mengenai proses pemberian nilai dilihat pada table
berikut :
a. Urutan
proses fisik tradisional.
Membuat produk
|
Menjual
produk
|
||||||
Mendesain
Produk
|
Membeli Bahan
|
Membuat
|
Menetapkan
Harga
|
Menjual
|
Promosi
|
Distribusi
|
Melayani
|
b.
Urutan penciptaan dan penyampain nilai.
Memilih Nilai
|
Menyediakan Nilai
|
Mengkomunikasikan Nilai
|
||||||||
Segmen pelanggan
|
Seleksi
pasar
|
Pemosisian Nilai
|
Pengembangan produk
|
Pengembangan jasa
|
Penetapan harga
|
Penyediaan pasokan
|
Pelayanan distribusi
|
Tenaga penjual
|
Promosi penjualan
|
Periklanan
|
Perusahaan yang menganut pandangan ini memiliki peluang terbaik untuk
berhasil dalam ekonomi yang ditandai dengan kekurangan barang di mana konsumen
tidak rewel tentang mutu, fitur, atau gaya. Akan tetapi, pandangan tradisional
tentang proses bisnis tidak akan berfungsi dalam ekonomi di mana orang
menghadapi terlalu banyak pilihan. Di sana terdapat “pasar masal” yang sesungguhnya
terpecah menjadi sejumlah pasar mikro, masing-masing dengan keinginan,
persepsi, pilihan, dan criteria pembeliannya sendiri. Pesaing yang cerdas harus
merancang dan menyerahkan tawaran untuk pasar sasaran yang ditetapkan dengan
baik. Keyakinan ini ada pada inti proses bisnis, yang menempatkan pemasaran
pada awal perencanaan. Proses penyerahan nilai mulai sebelum ada produk dan
terus berlanjut sementara produk tersebut dikembangkan dan setelah produk itu tersedia.
Pemasaran juga mencakup kepuasan atas kebutuhan dan keinginan konsumen. Tugas
dari segala jenis bisnis adalah menyerahkan nilai pelanggan untuk mendapat
laba. Dalam ekonomi yang hiperkompetitif, dengan semakin banyak pembeli
rasional yang berhadapan dengan banyak sekali pilihan, sebuah perusahaan dapat
menang hanya dengan menyetel dengan baik proses penyerahan nilai serta memilih,
menyediakan, dan mengomunikasikan nilai superior.
Ada sembilan elemen pemasaran agar bisnis yang diusahakan dan produk yang
dihasilkan lebih berkualitas dan bisa bersaing dengan perusahaan atau produk
para kompetitor, yaitu :
1.
Segmentation (segmentasi), perusahaan harus mampu
melihat pasar bagi produknya secara kreatif dan membagi pasar tersebut ke dalam
segmen-segmen berdasarkan kondisi psikografis tertentu. Hal ini tentu
disesuaikan dengan kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan harapan (
expectations) dari segmen atau konsumen yang telah dijadikan target pasar
tersebut.
2.
Targetting (pentargetan), kita dapat memilih satu atau
beberapa segmen tergantung pada :
·
Ukuran pasar (market size)
·
Pertumbuhan pasar (market growth)
·
Keunggulan kompetitif (competitive advantage)
·
Situasi kompetisi (competitive situation)
Yang pertama, kita harus menentukan
segmen pasar yang ukurannya cukup besar atau kita yakin bahwa pasar tersebut
akan bertumbuh seiring dengan berjalannya waktu apabila pasar yang kita bidik
masih kecil. Kedua, kita harus memilih segmen dengan melayani segmen tersebut,
jangan sampai kita kewalahan melayani segmen sudah kita ambil. Ujungnya adalah
mengecewakan konsumen yang sudah susah payah kita bidik.
3.
Positioning (memposisikan), setelah kita dapat
menentukan segmen pasar yang menjadi target, maka pekerjaan selanjutnya adalah
kita harus bisa memposisikan produk, merek dan perusahaan di benak pelanggan
target pasar tersebut. Positioning sangat penting karena inilah alsan untuk
membeli produk kita.
4.
Differentiation (pembedaan), kita harus mampu membuat
pembedaan-pembedaan atas produk kita dengan produk lain. Konsumen harus
memehami betul kenapa harus membeli produk yang kita buat dan pasarkan,
disinilah peran edukasi kunsumen untuk memberitahukan nilai-nilai lebih atau
nilai tambah apa saja atas produk mereka beli.
5.
Marketing-mix (product, price, place, dan promotion),
marketing-mix atau disebut juaga 4P, sangat diperlukan salah satunya adalah
diferensiasi yang sudah kita bangun semakin kokoh dan tidak mudah tergoyahkan
oleh “serangan” produk pesaing. Marketing-mix berarti mengintegrasikan tawaran
perusahaan yang mencakup produk (product) dan harga (price) dengan akses yang
meliputi komunikasi (promotion) dan saluran distribusi (place)
6.
Selling (penjualan), selling sendiri memiliki tiga
tingkatan, yaitu feature selling, benefit selling, dan solution selling.
Perusahaan harus menjual solusi kepada para pelanggan, bukan hanya feature atau
bebefit. Selling tidak semata-mata sebuah aktivitas penjualan produk kepada
pelanggan saja. Melainkan sebuah strategi menciptakan hubungan yang bersifat
jangka panjang dengan para pelanggan. Ada sebuah konsep yang sangat relevan
dalam hal selling yang disebut dengan “customer bonding” dimana konsep ini
menyatakan bahwa pelanggan menempuh lima tahapan loyalitas, yaitu :
·
Kepedulian (awareness)
·
Identitas (identity)
·
Hubungan jangka panjang
·
Komunitas (community)
·
Pembela (advocacy)
7.
Brand (merek), sesungguhnya proses kreativitas
menentukan konsep segmentasi, pilihan positioning yang tepat, pengembangan
diferensiasi yang solid dan didukung oleh marketing-mix dan strategi selling
yang sesuai ditambah dengan pengembangan service dan proses yang baik merupakan
bagian dari langkah pengembangan merek. Mereka adalah dimana pelanggan memiliki
alasan untuk terus menggunakan produk yang kita tawarkan .
8.
Services (pelayanan), adalah value enharcer produk dan
perusahaan kita. Service merupakan paradigma
perusahaan untuk menciptakan value atau nilai yang secara terus-menerus
bagi pelanggan melalui produk dan atau jasa.
9. Process (proses), proses menunjuk kepada
sebuah proses penciptaan customer value. Proses merupakan value enabler sebuah
perusahaan. Ia adalah bagaimana proses bisnis di dalam organisasi perusahaan
dijalankan dengan kualitas yang tinggi, dengan harga yang serendah mungkin dan
dengan pencapaian waktu yang secepat mungkin .
Rantai
Nilai.
Michael Porter dari Harvard mengusulkan rantai nilai
sebagai alat untuk mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak pelanggan.
Rantai nilai mengidentifikasi sembilan kegiatan strategis dan relevan yang
menciptakan nilai dan biaya di dalam bisnis tertentu. Kesembilan kegiatan itu
terdiri dari lima kegiatan utama dan empat kegiatan pendukung. Kegiatan utama
mencerminkan urutan dari membawa bahan mentah ke perusahaan (inbound
logistics), mengonversinya menjadi produk jadi (operations), mengirim produk
jadi (outbound logistics), memasarkannya (marketing and sales), dan melayaninya
(services). Kegiatan penunjang meliputi perolehan sumber daya (bahan baku),
pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan prasarana
perusahaan. Keberhasilan perusahaan bukan hanya bergantung pada keberhasilan
masing-masing bagian dalam melakukan tugasnya, melainkan juga pada keberhasilan
dalam mengoordinasikan berbagai kegiatan bagian tersebut untuk melakukan proses
bisnis inti. Proses bisnis inti ini mencakup:
• Proses memahami pasar
• Proses realisasi produk baru
• Proses mendapatkan pelanggan
• Proses manajemen relasi pelanggan
• Proses manajemen pemenuhan
Untuk berhasil, suatu perusahaan perlu mencari keunggulan kompetitif di luar operasinya sendiri, ke dalam rantai nilai para pemasok, penyalur, dan pelanggannya. Banyak perusahaan sekarang membentuk kemitraan dengan pemasok dan penyalur tertentu untuk menciptakan jaringan penyerahan nilai yang lebih baik.
Orientasi Pemasaran Holistik dan Nilai Pelanggan
Orientasi pemasaran holistic dapat juga memberikan pengertian yang mendalam tentang merebut nilai pelanggan. Menurut pendapat ini, pemasar holistic berhasil dengan mengelola jaringan nilai unggul yang menyerahkan satu level mutu yang tinggi, jasa, dan kecepatan produk. Pemasar holistic mencapai pertumbuhan yang menghasilkan laba dengan memperluas pangsa pasar pelanggan, membangun kesetiaan pelanggan, dan merebut nilai mas hidup pelanggan. Kerangka kerja pemasaran holistic dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan manajemen kunci berikut:
• Eksplorasi nilai: bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi peluang nilai baru?
• Penciptaan nilai: bagaimana perusahaan secara efisien menciptakan tawaran nilai baru yang lebih menjanjikan?
• Penyerahan nilai: bagaimana perusahaan menggunakan kapabilitas dan infrastrukturnya untuk menterahkan tawaran nilai baru secara lebih efisien? (YANYAN/12122172/12.1C.24).
• Proses memahami pasar
• Proses realisasi produk baru
• Proses mendapatkan pelanggan
• Proses manajemen relasi pelanggan
• Proses manajemen pemenuhan
Untuk berhasil, suatu perusahaan perlu mencari keunggulan kompetitif di luar operasinya sendiri, ke dalam rantai nilai para pemasok, penyalur, dan pelanggannya. Banyak perusahaan sekarang membentuk kemitraan dengan pemasok dan penyalur tertentu untuk menciptakan jaringan penyerahan nilai yang lebih baik.
Orientasi Pemasaran Holistik dan Nilai Pelanggan
Orientasi pemasaran holistic dapat juga memberikan pengertian yang mendalam tentang merebut nilai pelanggan. Menurut pendapat ini, pemasar holistic berhasil dengan mengelola jaringan nilai unggul yang menyerahkan satu level mutu yang tinggi, jasa, dan kecepatan produk. Pemasar holistic mencapai pertumbuhan yang menghasilkan laba dengan memperluas pangsa pasar pelanggan, membangun kesetiaan pelanggan, dan merebut nilai mas hidup pelanggan. Kerangka kerja pemasaran holistic dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan manajemen kunci berikut:
• Eksplorasi nilai: bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi peluang nilai baru?
• Penciptaan nilai: bagaimana perusahaan secara efisien menciptakan tawaran nilai baru yang lebih menjanjikan?
• Penyerahan nilai: bagaimana perusahaan menggunakan kapabilitas dan infrastrukturnya untuk menterahkan tawaran nilai baru secara lebih efisien? (YANYAN/12122172/12.1C.24).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar