Senin, 21 Mei 2012

Perkembangan konsep manajemen

Perkembangan Konsep Manajemen
Secara garis besar konsep manajemen dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu:
1.    Networking – Klasik
2.    Behavioristik
3.    Systems
4.    Networking

1.    CLASSICAL MANAGEMEN
Konsep ini mempelajari tentang manajemen secara ilmiah berdasarkan prinsip spesialisasi, sentralisasi, formalitas dan sistem hiraki yang kuat berkaitan dengan wewenang, pengawasan, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Ada beberapa konsep klasik:
A.    Scientific Management Approach
Berusaha untuk menentukan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas, untuk menyeleksi, melatih, memotivasi pekerja dengan tujuan meningkatkan produktivitas melalui peningkatan efisiensi pekerja. Ada beberapa kelompoknya yaitu:
1)    Federick W. Taylor (1856 - 1915) 
Prinsip dasarnya:
-    Menentukan metode terbaik untuk melaksanakan tiap tugas dengan dasar ilmiah
-    Seleksi secara ilmiah sehingga setiap pekerja akan diberikan tanggung jawab untuk tugas  yang  lebih cocok
-    Pendidikan dan pengembangan karyawan secara ilmiah
-    Kerjasama antara pihak manajemen dan karyawan
-    Menggunakan sistem upah yang berbeda berdasarkan produktivitas.

2)    Hendry L. Gantt (1816 - 1919)
Merupakan penemu Scheduling and Rewarding Employees. Supervisor dan pekerja akan mendapat penghargaan bila menyelesaikan tugasnya sesuai jadwal.

3)    Frank (1868 - 1924) dan Liliana M. Gilberth (1878 - 1972)
Mereka adalah penemu Motion Times Studies Lilian juga menganjurkan 3 posisi pekerja, yaitu:
a)    Mempersiapkan Promosi
b)    Pekerja melaksanakan tugas
c)    Melatih pengganti

4)    Mary Parker Follet (1868 - 1933)
Merupakan pioner dalam pemecahan konflik ditempat kerja. Ia menganjurkan pendekatan secara kemitraan dengan collaborative approach.

Kontribusi Scientific Management Approach
-    Mendorong pendekatan rasional untuk memecahkan masalah organisasi
-    Meletakan landasan untuk profesionalisme dan manajemen
-    Teknik efisiensi digunakan di banyak organisasi
-    Job design, sleksi yang ilmiah, pengembangan karyawan secara ilmiah.
Kelemahannya:
-    Lemah dalam pendekatan human beingnya
-    Tidak meliahat kebutuhan manusia secara individual (kepuasan kerja) dan kelompok
-    Penekanan pada produktivitas yang dapat mengekploitasi pekerja.

B.    Administrative Management Approach

Beberapa tokoh penganut ini adalah:
1)    Henry Fayon (1841 – 1925)
Ia memberikan perhatian pada manajemen organisasi secara keseluruhan dan mendefinisikan fungsi manajemen yaitu planing, organizing, commanding, coordinating, controlling.
Ia mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu: pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah-unity of deriction, subordination of the individual, renumerisiasi, sentralisasi, hirarkih, order, keadilan, stabilitas personil, inisiatif, espirit de corps.

2)    Max Weber (1864 – 1920)
Mengembangkan breaucratic management yang menekankan perlunya hirarki yang ditentukan secara tegas, diatur dengan ketentuan dan nilai wewenang yang jelas.

Kontribusi Administrative Management Approach adalah digunakannya beberapa prinsip manajemen. Kelemahan teori ini lebih sesuai untuk organisasi yang stabil, kondisi lingkungan dapat diramalkan.

2.    BEHAVIORISTIK

Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerjaan – lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku. Beberapa konsep behavioristik, antara lain:

    Human Relations
Berusaha menemukan secara sistematis faktor sosial dan psikologi yang dapat menciptakan hubungan manusia yang efektif.

    Elton Mayo (1880 – 1949) – Hawthorne experimen
Hasil studi Hawthorne (pembangkit listrik) yang dilakukan oleh Elton Mayor, dkk:
-    Produktivitasberkaitan dengan variabel sosial dan psikologi
-    Pekerja akan bekerja lebih keras bila manajemen memperhatikan kesejahtraan mereka dan supervisornya memberikan perhatian pada mereka
-    Kelompok kerja informal mempunyai pengaruh positif pada produktivitas
-    Mayo mengajukan konsep social man yang dimotivasi oleh kebutuhan sosial dari pada konsep rational man yang dimotivasi oleh kebutuhan ekonomis.
Kontribusi dan pendekatan Human Relation:
-    Penyempurnaan pendekatan klasik yang menganggap bahwa produktivitas semata persoalan mekanis.
-    Menunjukan pentingnya manager style dan memberikan perhatian pada teaching people management skills dari pada teaching technical skills.
-    Mendorong perhatian pada group dynamic.
Kelemahannya:
•    Beberapa penelitian menunjukan bahwa perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan hanya salah satu dari beberapa faktor yang berpengaruh pada produktivitas.
•    Konsep social man tidak dapat menggambarkan tuntas individu ditempat kerja.

    Behavioral Science Approach
Pendekatan ini yakin bahwa self actualizing adalah konsep yang lebih akurat untuk menerangkan motivasi manusia dan mencoba mengintregasikannya dengan organisasi.

Beberapa tokoh, antara lain:
1)    Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepusan.

2)    Model complex man
Model ini menjelaskan bahwa setiaporang mempunyai perbedaan dengan orang lain dan tidak ada 2 orang yang sama.

3)    Douglas Mc Gregor (1906 – 1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengefektifkan penggunana rewards dan punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuuhan pribadi, mendorong kinerja.

Kontribusi Behavioral Science Approach yaitu menambah pengertian tentang motivasi perorangan, hubungan interpersonal, orientasi kepada prilaku manusia. Kelemahan teori Y sangat complicated dan abstract bagi manajer di lapangan, adanya keterbatasan pengetahuan bagi manajer di lapangan tentang teori prilaku.

3.    SYSTEM MODEL

a.    Teori Contigency
Mulai berkembang tahun 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa ciri:
-    Substansinya adalah manusia bukan tugas
-    Kurang menekankan hirarki
-    Struktur saling berhubungn, fleksibel dalam bentuk kelompok
-    Kebersamaan dalam nilai kepercayaan dan norma
-    Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama.

b.    Modal Open System (berkembang sejak 1870 an)
Asumsi yang dikembangkan adalah
-    Saling ketergantungan
-    Keterbukaan
-    Memberi reaksi atas penaruh lingkungan
-    Totalitas gugus
-    Rasional
-    Obyektivitas
-    Pentingnya kerja sama dan group yang kompak.

Model ini juga mengandung 3 aspek pokok, yaitu:
    Organisasi adalah suatu sistem atau suatu rangkaian bagian yang saling berhubungan. Sistem tersebut ditentukan oleh cara bagai mana bagian-bagian tersebut saling berhubungan.
    Sistem terbuka artinya beroprasi dalam suatu lingkungan yang dinamis. Sifat dari lingkungan menentukan sifat dari sistem dan kelangsuangan hidup.
    Tugas manajerial adalah mendiagnosa sifat lingkuangan dan memilih bentuk organisasi yang sesuai.

4.    NETWORK

Muncul sejakakhir tahun 1980 an, asumsi dasarnya:
-    Discontinuity secara sosial, ekonomis, teknologi
-    Loosely coupled organizations:organisai terbagi dalam unit yang kecil dan longgar. Loose coupling: situasi dimana unsur organisasi responsif satu sama lain, tetapi tetap dipertahankan terpisah dan mempunyai identitas sendiri.
-    Synergies dan alliances: unit membentuk networks dan alliances didalam dan diluar organisasiuntuk mencapai synergies yang lebih tinggi.
-    Collaborarive: ditandai dengan kultur yang memberi nilai tinggi untuk individu yang mandiri, proactive, empowered, collaborative.
-    The management of meaning, missio and vision: shared values, goals and beliefs mencerminkan visi bersama dari organisasi dan misi yang diterima bersama.
-    Transformation leadership: memerlukan pola kepemimpinan yang dapat mengandalkan transformasi  dan pola perubahan.
Dari 6 asumsi atau blueprints diatas dibentuk suatu model integratif organisasi yang disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi organisasi tersebut.

 (Heni kosasih/11111422/11.2C.14)

Tidak ada komentar: