Kamis, 27 Februari 2014

Pengertian, Fungsi Manajemen Pendidikan Islam

A. Pendahuluan
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1). Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.
Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), jenjang pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan berbagai bentuknya ada yang berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pada jalur pendidikan non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis Ta’lim, Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jalur Pendidikan Informal seperti pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
Makalah sederhana ini akan membahas tentang pengertian dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan Islam, sebagai pengantar diskusi pekuliahan Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Ibnu Khaldul Bogor.
B. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam.
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily (1995 : 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
Ramayulis (2008:362) menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :
يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ إِلَى اْلأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةِ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadaikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbin dan Coulter, 2007:8).
Sedangkan Sondang P Siagian (1980 : 5) mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Bila kita perhatikan dari kedua pengertian manajemen di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa manajemen merupkan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktip. Sedangkan Pendidikan Islam merupakan proses transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada peserta didik sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Dengan demikian maka yang disebut dengan manajemen pendidikan Islam sebagaimana dinyatakan Ramayulis (2008:260) adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
C. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan Islam
Berbicara tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemn itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Sementara itu Robbin dan Coulter (2007:9) mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim (1997:61) menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen pendidikan Islam, maka kami (kelompok 1) akan menguraikan fungsi manajemen pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
  1. Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
  2. Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
  3. Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai
  4. Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
  5. Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.
Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271) mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
  1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
  2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
  3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
  4. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry (2003:73) pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri, 2003:101)
Sementara itu Ramayulis (2008:272) menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3. Fungsi Pengarahan (directing).
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri (2003:156) menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil.
Menurut Ramayulis (2008:274) pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.
  1. Penutup
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Banyak sekali para ulama di bidang manajemen yang menyebutkan tentang fungsi-fungsi manajemen diantaranya adalah Mahdi bin Ibrahim, dia mengatakan bahwa fungsi manajemen itu di antaranya adalah Fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Bila Para Manajer dalam pendidikan Islam telah bisa melaksanakan tugasnya dengan tepat seuai dengan fungsi manajemen di atas, terhindar dari semua ungkupan sumir yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan Islam dikelola dengan manajemen yang asal-asalan tanpa tujuan yang tepat. Maka tidak akan ada lagi lembaga pendidikan Islam yang ketinggalan Zaman, tidak teroganisir dengan rapi, dan tidak memiliki sisten kontrol yang sesuai.
Tulisan sederhana yang telah kami (kelompoik1) persembahkan dihadapan anda sebagai bahan pengantar diskusi ini semoga bermanfaat adanya. Terimakasih. (A. Farhan Syaddad dan Agus Salim)

Minggu, 09 Februari 2014

Sistem Informasi Sumber Daya Informasi

·      Setiap orang di dalam perusahaan yang berperan apapun dalam CBIS, bertanggung jawab atas manajemen informasi.
·      Namun, yang paling bertanggung jawab terhadap manajemen informasi adalah CIO (Chief Information Officer).
·      CIO merupakan seorang eksekutif yang memiliki manajemen informasi sebagai pekerjaan purna waktunya.
·      CIO merupakan anggota komite eksekutif dan bekerja sama dengan para ekseutif lain dalam perencanaan strategis.
·      Rencana bisnis strategis menyatukan informasi sebagai sumber daya yang perlu digunakan untuk mendapatkan keuntungan komtetitif dan didukung oleh suatu rencana strategis untuk sumber daya informasi.
·      Sumber daya informasi perusahaan menggambarkan investasi yang besar.

A.       Definisi Sistem Informasi Sumber Daya Informasi

·      Jasa Informasi adalah area fungsional utama perusahaan yang terdiri dari analis sistem, programmer, pengelola database, spesialis jaringan, dan personil operasi.
·      Sumber Daya Informasi perusahaan meliputi hardware,software, para spesialis informasi, pemakai, fasilitas, database dan informasi.
·      Sistem Informasi Sumber Daya Informasi adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai sumber daya informasi perusahaan pada para pemakai diseluruh perusahaan
·      Manajer unit jasa informasi dikenal dengan istilah CIO (Chief Information Officer).
·      CIO merupakan salah satu eksekutif tingkat puncak perusahaan yang bertanggung jawab atas jasa informasi (Information Services / IS.

B. Subsistem Input Sistem Informasi SDI
•     Dalam model Sistem Informasi Sumber Daya Informasi, subsistem input menyediakan data bagi database.

•     Subsistem Input terdiri dari :
1.      SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
2.      Subsistem Riset SDI
3.      Subsistem Intelijen SDM


•    SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
•    Mengumpulkan data internal yang menjelaskan unit jasa informasi dan data eksternal yang menjelaskan transaksi unit tersebut dengan para pemasoknya.

2.   Subsistem Riset Sumber Daya Informasi
Melakukan kegiatan-kegiatan yang terdiri dari proyek-proyek riset di dalam perusahaan yang selanjutnya menentukan kebutuhan pemakai dan kepuasan pemakai.
3.   Subsistem Intelijen Sumber Daya Informasi
•       Berhubungan dengan pengumpulan informasi dari elemen-elemen lingkungan perusahaan.

B.  Subsistem Database Sistem Informasi SDI
•       Database adalah suatu kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan menurut cara tertentu sehingga mudah dalam hal pengambilan kembali.

C. Subsistem Output Sistem Informasi SDI
•       Model Sistem Informasi SDI meliputi 5 subsistem output, antara lain :
1.   Subsistem Perangkat Keras
2.   Subsistem Perangkat Lunak
3.   Subsistem SDM
4.   Subsistem Data dan Informasi
5.   Subsistem Sumber Daya Terintegrasi
1.      Subsistem Perangkat Keras
•   Menyiapkan output informasi yang menjelaskan sumber daya perangkat keras.

2.      Subsistem Perangkat Lunak
•    Menyiapkan output informasi yang menjelaskan sumber daya perangkat lunak.

3.      Subsistem SDM (Sumber Daya Manusia)
•    Menyediakan informasi tentang spesialis informasi perusahaan.

4.      Subsistem Data dan Informasi
•    Menyiapkan output yang menjelaskan sumber daya data dan informasi yang berada di database pusat.

5.      Subsistem Sumber Daya Terintegrasi
•    Menyatukan informasi yang menjelaskan sumber daya perangkat keras, perangkat lunak, SDM, serta data dan informasi.



D. Tanggung Jawab Chief Information Officer
1.      Berkontribusi pada perencanaan strategis perusahaan dan jasa informasi.

2.      Sumber kepemimpinan utama dalam mencapai dan memelihara kualitas informasi, menjaga keamanan sumber daya informasi, merencanakan keadaan tak terduga dan menjaga biaya sumber daya informasi tetap terkendali.

E. Mencapai Manajemen Kualitas dalam Jasa Informasi
  1. Mengidentifikasi pelanggan jasa informasi.
  2. Mengidentifikasi kebutuhan kualitas pelanggan.
  3. Menetapkan Metrik kualitas.
  4. Mendefinisikan strategi kualitas jasa informasi.
  5. Menerapkan program-program kualitas jasa informasi.
  6. Memantau kinerja kualitas jasa informasi.
F. Keamanan Sistem
•         Keamanan sistem perusahaan mengacu pada perlindungan terhadap semua sumber daya informasi perusahaan dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.

•         Perusahaan menerapkan suatu program keamanan sistem yang efektif dengan pertama-tama mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kemudian menerapkan perlawan dan perlindungan yang diperlukan.

G. Tujuan Keamanan

1. Kerahasiaan
2. Ketersediaan
3. Intergritas

1.      Kerahasiaan
•      Perusahaan berusaha melindungi data dan informasinya dari pengungkapan kepada orang-orang yang tidak berhak.

•      SIE, SI-SDM, dan sistem akuntansi (seperti gaji, piutang, pembelian, dan hutang) sangat kritis dalam hal ini.
  1. Ketersediaan
Tujuan CMIS adalah menyediakan data dan informasi bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya, terutama yang berorientasi informasi.
  1. Integritas

Semua subsistem CBIS harus menyediakan gambaran akurat dari sistem fisik yang diwakilinya. DIAN NURLAELA

Sistem Informasi Eksekutif

v  DEFINISI E.I.S ( Watson, 1993 ):
Sistem terkomputerisasi yang menyediakan akses bagi eksekutif secara mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan critical success factor (faktor penentu keberhasilan).

v  KARAKTERISTIK E I S :
  • Dibuat untuk individual executive users.
  • Mengekstrak, menyaring (filter), menyingkat dan melacak “critical data”
  • Menyediakan on-line status access.
  • Mengakses dan mengintegrasikan data internal dan eksternal.
  • Bersifat user friendly.
  • Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
Istilah Executive Support System (ESS) digunakan untuk sistem yang memiliki kemampuan lebih dari EIS, yaitu :
  • Tersedia fasilitas komunikasi elektronik, mis. E-mail, computer conference, word processing.
  • Memiliki kemampuan analisis data, misalnya spredsheet, query language.
  • Memiliki organizing tools, misalnya electronic calendaring.
 5 STEPS SUGGESTION FOR IMPROVING EIS (5 LANGKAH PERBAIKAN) :
  1. Take an inventory of incoming Information Transactions (Membuat Inventaris Informasi Transaksi yang Masuk)
Eksekutif tidak selalu mempunyai persepsi yang jelas tentang sistem informasi. Untuk ini, eksekutif dibantu oleh sekretarisnya untuk membuat log information transaction yang selanjutnya dimasukkan kedalam database.
  1. Stimulate High-valure Sources (Menstimulasi Sumber Daya Bernilai Tinggi)
Dengan adanya identifikasi sumber daya yang bernilai tinggi, eksekutif  dapat mengambil langkah agar sumber daya tersebut lebih mudah dikomunikasikan.
  1. Take Advantage of Opportunities (Memanfaatkan peluang)
Saat informasi bernilai tinggi muncul, eksekutif harus segera menanganinya.
  1. Tailor the System to the Individual
Setiap eksekutif memiliki cara yang unik tersendiri dalam memperoleh informasi.
  1. Take Advantage of Technology (Memanfaatkan Teknologi)
Eksekutif umumnya berpikiran terbuka (open-minded) terhadap sistem informasi dan mempertimbangkan berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan sistem informasinya.

Konfigurasi EIS berbasis komputer umumnya mencakup Personal Computer (PC). Pada perusahaan besar PC dihubungkan (networked) ke mainframe. PC executive berfungsi sebagai workstation executive. Konfigurasi hardware mencakup secondary storage beebentuk hardisk sebagai tempat menyimpan database executive (berisi informasi yang telah diproses dari mainframe perusahaan). Agi Nurmilah

Peranti Lunak yang User Friendly

Peranti lunak yang user friendly adalah peranti lunak yang secara tampilan menarik dan sederhana serta penggunaannya mudah (user friendly). Istilah mudah ini mungkin dapat memiliki suatu arti negatif dimana secara tidak langsung dapat diartikan bahwa aplikasi ini telah dibuat dengan begitu sederhana sehingga semua orang dapat mempergunakannya. Peranti lunak juga dapat diartikan sebagai sebuah perangkat lunak (software) yang digunakan untuk melakukan fungsi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
            Saat ini telah banyak terdapat perangkat lunak yang dapat digunakan dalam proses mempermudah user. Salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh piranti lunak yang ‘user friendly’ adalah :
    *Enak dilihat
setiap orang yang menggunakan perangkat lunak pertama kali adalah melihat tampilannya setelah tampilanya menarik maka selanjutnya akan mempelajari cara menggunakanya.
    *Mudah dioperasikan
Maksud mudah dioperasikan disini mudah untuk dimengerti dan digunakan oleh user yang membutuhkan software tersebut. Software yang kita buat dirancang memberikan kemudahan user untuk mengembangkan nalar sendiri.
   * Mudah dipelajari
dengan criteria mudah di pelajari maka user akan cenderung lebih memilih aplikasi ini ketimbang aplikasi yang lain jika saja fungsi dan kegunaanya tidak jauh beda (outputnya).
    *User merasa senang menggunakan/menjalankan
setelah ketiga kriteria di atas terpenuhi maka dengan sendirinya akan memunculkan kriteria ini yaitu user merasa senang dalam penggunannya.
Untuk membuat antarmuka yang memenuhi kriteria di atas, maka sistem harus dapat menangani piranti-piranti yang terhubung dengan sistem, misalnya piranti masukan (keyboard, mouse, dll), dan juga piranti keluaran, misalnya layar dan printer.
Saat ini alat bantu untuk membuat antarmuka sudah banyak tersedia. Banyaknya compiler-compiler bahasa pemrograman visual seperti Visual dBase, Visual Basic, Visual Delphi, Visual C/C++,  merupakan bahasa pemrograman yang dapat dipakai mengembangkan aplikasi sekaligus membuat antarmuka berbasis grafis yang mudah digunakan.
Pada pembahasan kali ini saya akan mencoba memberikan salah satu contoh software yang user friendly yang paling umum di gunakan saat ini yaitu software operating system Windows yang ada di computer kita.
Windows XP merupakan versi sistem operasi Windows yang paling lama karena sudah bertahun-tahun menemani para pengguna Windows, dari tahun 2001 hingga tahun 2007, dan sampai sekarang masih banyak yang menggunakan.

Setelah meraih kesuksesan dengan Windows XP nya, Microsoft tidak berhenti begitu saja dalam mengembangkan Windows. Pada 30 November 2006, versi terbaru dari Windows lahir dengan nama Windows Vista. Pada OS satu ini Microsoft meningkatkan keamanan sistem operasinya, serta menampilkan fitur grafis yang lebih keren ketimbang Windows XP.

Tidak lama sejak Windows Vista rilis, pada 22 Oktober 2009 Microsoft meluncurkan lagi OS baru yang disebut Windows 7. OS yang satu ini memiliki tampilan yang sangat cantik bila dibandingkan dengan Windows XP (walaupun ada Windows XP yang tampilannya dikustomisasi mirip Windows 7)

Pada Windows XP dan Windows 7 atau sistem operasi komputer lainnya yang menggunakan menu grafis agarmempermudah para pengguna-nya untuk berinteraksi dengan komputer atau sistem operasi sering disebut GUI (Graphical User Interface). Menu grafis ini maksudnya terdapat tampilan yang lebih ditekankan untuk membuat sistem operasi yanguser-friendly agar para pengguna lebih nyaman menggunakan komputer. Menu grafis itu seperti ada grafis-grafis atau gambar-gambar dan tampilan yang tujuannya untuk memudahkan para pengguna menggunakan sistem operasi.

Perbedaan tampilan pada Windows XP dan Windows 7 mempengaruhi user interface dalam mengoperasikan sistem operasi. Berikut beberapa contoh pendekatan dalam user friendly pada Windows dan perbedaan user friendly pada windows XP dan Windows 7 :
·         Windows XP masih ada kekurangan pada efek efek desktopnya dan efeknya tidak kelihatan begitu menonjol. Windows 7 memiliki banyak sekali efek untuk tampilannya, salah satunya adalah Aero Glass, windows 7 lebih optimal untuk urusan efeknya.

·          Start menu pada Windows 7 lebih keren tapi sederhana, Untuk mencari program di Windows 7 kita tidak perlu lagi susah-susah buka All Program layaknya Windows XP atau kotak Search yang membutuhkan waktu lama. Kita cukup mencarinya dari kotak search di Start Menu. SAEFUR ROHMAN

Jumat, 07 Februari 2014

Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponenatau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu modelmatematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Definisi Sistem
Sekumpulan elemen yang saling berkaitan & saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersamauntuk mencapai suatu tujuan. SUBSISTEM adalah Sistem didalam suatu sistem dimana sistem berada pada lebih dari satu tingkatSuatu sistem adalah bagian dari sistem yg lebih besar, sistem yg lebih besar itu adalah SUPERSISTEM.

Karakteristik Sistem
1.    Komponen (Elemen)
Komponen dari suatu sistem dikenal sebagai subsistem Batasan (Boundary) daerah yg membatasi antara sistem yg satu dgn yg lainnya dgn lingkungan luar

2.    Lingkungan luar sistem (environment)
segala sesuatu di luar dari batas sistem ygmempengaruhi operasi dari suatu sistem.contoh : Vendor, Pelanggan, Pemilik, Pemerintah, Bank, Pesaing

3.    Penghubung Sistem (interface)
suatu media penghubung antara 1 subsistem dengan subsistem lainnya.

4.    Masukan (Input)
energi yg dimasukkan ke dalam sistem. Pada sisteminformasi, masukan dapat berupa :Data transaksi,Data non transaksi (misal : surat pemberitahuan),instruksi.

5.    Keluaran (Output)
hasil dari pemrosesan, dapat berupa keluaran yang berguna (informasi, produk) atau keluaran yg tidakberguna (limbah) . Pada sistem informasi, keluaran dapat berupa :Informasi, Saran ,Cetakan laporan

6.    Sasaran sistem (objective)suatu tujuan yg ingin dicapai oleh suatu sistem

Klasifikasi Sistem
Sistem Abstrak, sistem yg berisi gagasan atau konsepcontoh : sistem teologi
Sistem Fisik, sistem yg secara fisik dapat dilihatcontoh : sistem komputer, sistem transportasi
Sistem Deterministik, sistem yg operasinya dapat diprediksi secara tepat, contoh : program komputer
Sistem Probabilistik, sistem yg tidak bisa diramal dgn pasti karena mengandung unsur probabilitas contoh : arisan, stok barang
Sistem Tertutup, sistem mandiri, sistem yg tidak bertukar materi, informasi, atau energi dgn lingkungan(tidak dipengaruhi oleh lingkungan), contoh : reaksi kimia dlm sebuah tabung tertutup
Sistem Terbuka, sistem yg berhubungan dgn lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan
contoh :sistem keorganisasian, sistem penawaran
Sistem alamiah
sistem yg terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia), contoh : sistem tata surya
Sistem buatan manusia, sistem yg dibuat oleh manusia contoh : sistem komputer, sistem mobil

Pengendalian dalam Sistem
-Diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback)
-Untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengantujuan

- Dilakukan dengan membandingkan keluaran sistemdengan keluaran yang diinginkan