Jumat, 18 Mei 2012

Melatih Kewirausahaan Sejak Dini


Melatih Kewirausahaan Sejak Dini

Peran orang tua dan guru Wirausaha merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan membutuhkan banyak kreativitas. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.
Selain itu, peran lingkungan, semisal guru-guru, juga berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. Merekabisa berperan dalam membuat anak agar bisa menjadi seorang enterpreneur. Untuk itu, guru harus kreatif mengajar dan membuat soal. memberikan kesempatan untuk berpikir alternatif.

Menumbuhan sifat wirausaha pada diri anak memerlukan latihan bertahap. Latihan wirausaha ini bukanlah sesuatu yang rumit. Bentuknya bisa sederhana dan merupakan bagian dari keseharian anak. Misalnya, toilet training untuk melatih anak yang masih ngompol. Tujuan akhirnya sampai anak mampu membuang kotoran ditempatnya, membersihkan kotorannya, dan memakai kembali celananya. Latihan itu dilakukan secara bertahap dan mengajarkan anak untuk bertanggung jawab.

Latihan selanjutnya adalah mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Terangkan pada anak, dari mana uang yang dipakai untuk membiayai rumah tangga. Jelaskan bahwa untuk mendapatkan uang tersebut, orang tua harus bekerja keras. Uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan yang benar-benar perlu. Dengan demikian anak akan menjauhi sikap konsumtif. Dalam mengajarkan anak mengelola uang, latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, namun juga menabung, sedekah dan mencari uang. Tentu saja cara ini memerlukan konsistensi orang tua terhadap aturan. Misalnya, saat mengajak anak berbelanja. Catat terlebih dahulu kebutuhan yang akan dibeli.Orang tua harus konsisten untuk tidak belanja di luar catatan belanja. Bila anak mengamuk meminta mainan atau barang kebutuhan lain di luar catatan, maka orang tua harus konsisten untuk membelikannya. Aturan itu harus sudah disepakati sejak awal.
            Mungkin banyak orang tak tahu jika disebutkan nama Nia Kurniati. Tapi jika menyebut kerudung instan bermerk Rabbani, maka sangat jarang muslimah yang tidak mengetahuinya. Terutama untuk daerah Bandung dan sekitarnya. Kesuksesan Rabbani dikelola oleh perempuan tangguh bernama Nia Kurniati ini.
Menurut pengakuannya di Harian Pikiran Rakyat, Minggu 18 Oktober 2009, jiwa wirausahanya sudah terpupuk sejak kecil. Sebagai anak petani di daerah Jawa Barat, ia sering membantu orang tuanya menjual hasil-hasil pertanian ketika duduk di sekolah dasar. Tanpa terasa, kebiasaan inilah yang membantu melatih jiwa wirausahanya.Salah satu contoh di atas, merupakan sebagian kecil dari mereka yang menerima pendidikan wirausaha mandiri dini. Barangkali semua itu tanpa kesengajaan dan hanya diberikan oleh orang tua. Dapat dibayangkan jika pendidikan wirausaha mandiri dini ini dibuat program khusus dan direncanakan dengan cermat, bisa jadi akan banyak bermunculan orang-orang tangguh yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Jadi jika kita mau berkaca pada kesuksesan yang berkesempatan menerima pendidikan wirausaha mandiri dini, maka tak salah jika tiga pilar pendidikan (keluarga, sekolah dan lingkungan) saling mendukung kegiatan untuk melatih jiwa wirausaha pada anak sejak dini ini.
Sumber :
-           blog dari Desri susilawani “Melatih jiwa wirausaha pada anak sejak usia dini”.
-          Artikel dari Promosinet.com “Menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini”.
Nama   : Rina Rosalina
NIM    : 11103811
Kelas   : 11.4A.14




Tidak ada komentar: