Melatih
Kewirausahaan Sejak Dini
Peran orang tua dan guru Wirausaha
merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan
membutuhkan banyak kreativitas. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat
ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa.
Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak
harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan
untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.
Selain itu, peran lingkungan, semisal guru-guru, juga
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. Merekabisa berperan dalam
membuat anak agar bisa menjadi seorang enterpreneur. Untuk itu, guru harus
kreatif mengajar dan membuat soal. memberikan kesempatan untuk berpikir alternatif.
Menumbuhan sifat wirausaha pada diri
anak memerlukan latihan bertahap. Latihan wirausaha ini bukanlah sesuatu yang
rumit. Bentuknya bisa sederhana dan merupakan bagian dari keseharian anak.
Misalnya, toilet training untuk melatih anak yang masih ngompol. Tujuan
akhirnya sampai anak mampu membuang kotoran ditempatnya, membersihkan
kotorannya, dan memakai kembali celananya. Latihan itu dilakukan secara
bertahap dan mengajarkan anak untuk bertanggung jawab.
Latihan selanjutnya adalah
mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Terangkan pada anak,
dari mana uang yang dipakai untuk membiayai rumah tangga. Jelaskan bahwa untuk
mendapatkan uang tersebut, orang tua harus bekerja keras. Uang hanya boleh
dipakai untuk kebutuhan yang benar-benar perlu. Dengan demikian anak akan
menjauhi sikap konsumtif. Dalam mengajarkan anak mengelola uang, latihan yang
perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, namun juga menabung, sedekah
dan mencari uang. Tentu saja cara ini memerlukan konsistensi orang tua terhadap
aturan. Misalnya, saat mengajak anak berbelanja. Catat terlebih dahulu
kebutuhan yang akan dibeli.Orang tua harus konsisten untuk tidak belanja di
luar catatan belanja. Bila anak mengamuk meminta mainan atau barang kebutuhan
lain di luar catatan, maka orang tua harus konsisten untuk membelikannya.
Aturan itu harus sudah disepakati sejak awal.
Mungkin banyak orang tak tahu jika
disebutkan nama Nia Kurniati. Tapi jika menyebut kerudung instan bermerk
Rabbani, maka sangat jarang muslimah yang tidak mengetahuinya. Terutama untuk
daerah Bandung dan sekitarnya. Kesuksesan Rabbani dikelola oleh perempuan
tangguh bernama Nia Kurniati ini.
Menurut pengakuannya di Harian Pikiran Rakyat, Minggu 18
Oktober 2009, jiwa wirausahanya sudah terpupuk sejak kecil. Sebagai anak petani
di daerah Jawa Barat, ia sering membantu orang tuanya menjual hasil-hasil
pertanian ketika duduk di sekolah dasar. Tanpa terasa, kebiasaan inilah yang
membantu melatih jiwa wirausahanya.Salah satu contoh di atas, merupakan
sebagian kecil dari mereka yang menerima pendidikan wirausaha mandiri dini.
Barangkali semua itu tanpa kesengajaan dan hanya diberikan oleh orang tua.
Dapat dibayangkan jika pendidikan wirausaha mandiri dini ini dibuat program
khusus dan direncanakan dengan cermat, bisa jadi akan banyak bermunculan
orang-orang tangguh yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Jadi jika kita mau berkaca pada kesuksesan yang berkesempatan
menerima pendidikan wirausaha mandiri dini, maka tak salah jika tiga pilar
pendidikan (keluarga, sekolah dan lingkungan) saling mendukung kegiatan untuk
melatih jiwa wirausaha pada anak sejak dini ini.
Sumber :
-
blog dari Desri
susilawani “Melatih jiwa wirausaha pada
anak sejak usia dini”.
-
Artikel dari Promosinet.com “Menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini”.
Nama : Rina Rosalina
NIM : 11103811
Kelas : 11.4A.14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar