Empati berasal dari Bahasa Yunani yang
berarti "ketertarikan fisik". didefinisikan sebagai respons afektif
dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati termasuk
kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan
mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Kata empati
dalam bahasa inggris ditemukan pada tahun 1909 oleh E.B. Titchener sebagai
usaha dari menerjemahkan kata bahasa Jerman "Einfühlungsvermögen",
fenomena baru yang dieksplorasi oleh Theodor Lipps pada akhir abad 19. Setelah
itu, diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa
Jerman sebagai "Empathie" dan digunakan di sana.
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup
spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk
menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa
yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang
lain.
Dalam dunia
WIRAUSAHA Mengembangkan rasa empati atau kepedulian penting berkenaan dengan
usaha menumbuhkan jiwa wirausaha. Rasa empati yang tinggi akan membantu kita
menghasilkan karya yang tidak hanya dapat dinikmati dan menguntungkan diri
sendiri tetapi juga dapat dinikmati dan menguntungkan sesama.
Prof. Philip Kotler,
yang dijuluki Bapak Marketing Modern, memberikan nasihatnya kepada para
pebisnis di Indonesia; “Think customers and you’ll be save. – Rengkuhlah para
pelanggan Anda supaya bisnis Anda bisa tetap berlangsung baik.” Keunggulan
bisnis seperti itu lebih menjamin kesuksesan dan pasti sulit dibajak pesaing
manapun. (WULAN SARI /18110554 /12 . 2A . 14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar