Kamis, 31 Mei 2012

Rasa Empati dalam Pengembangan Jiwa Wirausaha

Empati berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "ketertarikan fisik". didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Kata empati dalam bahasa inggris ditemukan pada tahun 1909 oleh E.B. Titchener sebagai usaha dari menerjemahkan kata bahasa Jerman "Einfühlungsvermögen", fenomena baru yang dieksplorasi oleh Theodor Lipps pada akhir abad 19. Setelah itu, diterjemahkan kembali ke dalam  Bahasa Jerman sebagai "Empathie" dan digunakan di sana.
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.
Dalam dunia WIRAUSAHA Mengembangkan rasa empati atau kepedulian penting berkenaan dengan usaha menumbuhkan jiwa wirausaha. Rasa empati yang tinggi akan membantu kita menghasilkan karya yang tidak hanya dapat dinikmati dan menguntungkan diri sendiri tetapi juga dapat dinikmati dan menguntungkan sesama.
Prof. Philip Kotler, yang dijuluki Bapak Marketing Modern, memberikan nasihatnya kepada para pebisnis di Indonesia; “Think customers and you’ll be save. – Rengkuhlah para pelanggan Anda supaya bisnis Anda bisa tetap berlangsung baik.” Keunggulan bisnis seperti itu lebih menjamin kesuksesan dan pasti sulit dibajak pesaing manapun. (WULAN SARI/18110554/12 . 2A . 14)

Tidak ada komentar: