Jumat, 28 September 2012

Rizki BUKAN Kuasa Manusia

Kebanyakan manusia selalu menghubungkan antara rizki dengan akibat yang ditimbulkan oleh manusia lainnya. Tentu saja manusia mendapatkan rizki melalui tangan-tangan orang lain, baik itu dari konsumen karena sebagai pedagang, dari bos karena sebagai karyawan dan manusia manapun.

Akan tetapi, yang harus didudukkan persoalan sesngguhnya adalah, manusia bukanlah sumber dari keluarnya rizki itu sendiri. Manusia manapun, bahkan yang mungkin manusia yang mengaku dirinya super, dia tidak bisa dan tidak kuasa memberikan rizki kepada siapapun termasuk kepada manusia lainnya.

Manusia hanya menjadi perantara rizki -yang diberikan oleh Alloh subhanahu wa ta'ala- kepada manusia lain di sekitarnya.

Oleh karenanya, apabila ada manusia yang memiliki rasa takut kepada manusia lainnya hanya karena dia kritis dan mengungkap kebenaran, maka kasihan sekali manusia itu. Pengecut dan kerdil. Banyak yang merasa takut kalau ke-kritis-annya dalam mengungkap kebenaran membuahkan buah pemecatan kepada dirinya.     

Rizki yang kita nikmati selama ini hanyalah Alloh yang memberikan. Rizki tidak ada urusannya dengan sebuah lembaga, perusahaan maupun atasan kita. So, ayo kita tetap menjaga kekritisan dan menjadi penjaga gawang kebenaran, karena itulah alasan Alloh menciptakan kita.

Minggu, 02 September 2012

Peranan Mahasiswa dalam Perubahan Bangsa

Mahasiswa merupakan sebuah miniatur masyarakat intelektual yang memilki corak keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh dengan kreatifitas dalam rangka mewujudkan TRI DARMA PERGURUAN TINGGI Yakni; Pendidikan dan pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada masyarakat.Sungguh menarik memang jika kita kembali memperbincangkan persoalan kampus dan dinamikannya yang sangat dinamis. Kampus merupakan tempat pengembangan diri yang memberikan perubahan pikiran, sikap, dan pencerahan, tempat mahasiswa lahir menjadi kaum pemikir bebas yang tercerah.
Dengan sifat keintelektual dan idealismenya mahasiswa lahir dan tumbuh menjadi entitas (model) yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa terletak pada ide atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas persoalan-persoalan yang ada. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok persoalan apapun.
Dengan kata lain, kampus merupakan laboratorium besar tempat melahirkan beragam ide, pemikiran, pengembangan wawasan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk peranan sosial individu mahasiswa tersebut dalam kehidupan kemasyarakatan sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Menjadi agen bagi perubahan sosial, budaya, paradigma, ekonomi dan politik masyarakat secara luas. Dengan demikian, kepentingan masyarakat menjadi barometer utama bagi keberhasilan suatu perubahan sosial yang dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa dituntut tidak hanya berhasil membawa ijazah, tetapi juga diharuskan membawa perubahan dari ilmu dan pengalamannya selama berada dalam laboratorium kampus.
Gerakan perlawanan mahasiswa sesungguhnya merupakan gerakan perlawanan yang dinamis. Dimensi pembangunan gerakan mahasiswa agar ilmiah diawali dengan konsep membaca, sesuatu yang berhubungan bukan hanya dengan membaca teks dan naskah tetapi lebih dari itu, menelaah, meriset, merenungkan , bereksperimen, berkontemplasi. Objeknya bisa berupa beragam persoalan yang ada dimasyarakat. Mulai dari persoalan sosial, ekonomi, politik, budaya dan bahkan persoalan etika dan moralitas. Paradigma mahasiswa dikampus bertumpu pada penyelarasan ideologis dengan ketajaman analisis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi. Kalangan mahasiswa mampu membaca, mengkaji, dan berdiskusi secara logis, kritis, sistematis, dan komperhensif, serta mampu membedah persoalan dari berbagai aspek dan sudut pandang ilmu dan pemikiran yang konstruktif. Oleh karena itu, gerakan mahasiswa diharapkan mampu memberikan jawaban atas kondisi zaman yang terus berubah.
Karena pada hakikatnya mahasiswa memiliki peran pengabdian masyarakat yaitu sebagai agent of change, Iron stock, dan Social Control. Dalam aplikasinya, mahasiswa harus memiliki langkah strategis untuk menciptakan perubahan tersebut. Berdasarkan kondisi kampus sudah dipersiapkan dalam bidang kajian yang berbeda-beda dapat diklasifikasikan meliputi: keteknologian, sosial budaya, hukum dan plitik, serta perekonomian.
Mulai dari keteknologian, mahasiswa teknik harus mengambil peran sebagai pioner dalam pengembangan teknologi bangsa. Misalkan dalam tata ruang kota, mahasiswa dapat menjadi pioner pengembangan kota tropis dana dapat mengembangkan pola arsitektur yang bersifat tradidioanal. Selain itu, kajian dalam bidang keteknologian ini memiliki peran yang luas, baik dalam teknologi bangsa, maupun untuk menganalisis permasalahan yang terdapat di negara kita, seperti ROB, kemacetan, energi listrik, dan lain-lain.
Dalam bidang ekonomi, mahasiswa tentunya harus mampu menganalisa sistem ekonomi yang ideal untuk bangsa kita. Salah satunya adalah sistem ekonomi syariah. Selanjutnya dalam bidang hukum dan politik, mahasiswa harusnya memiliki idealisme tinggi untuk menciptakan sistem hukum yang baik dalam pemerintahan di Indonesia. Semua bidang kajian itu ternyata dapat disatu padukan untuk menganalisis permasalahan bangsa dilihat dalam berbagai sudut pandang. Dan yang perlu diingat di sini adlah bahwa mahasiswa maupun pemuda harus memiliki dasar moral yang baik dan jiwa religius agar langkahnya benar-benar terarah. Hal tersebut akan menjadi pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa menuju bangsa yang cerdas dan didasari religiusitas. (Ismi Retno Diah)