Memberikan bekal kewirausahaan pada mahasiswa
Hingga sekarang, masalah bangsa
yang sangat klasik dan meresahkan adalah tidak imbangnya lapangan kerja
dibandingkan dengan jumlah pencari kerja. Dengan adanya masalah klasik ini
Negara kita telah menumpuk stok pengangguran yang jumlahnya tiap hari semakin
membengkak. Ini jelas terlihat dari jumlah pendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) pada bulan Februari 2006 yang sangat membludak, mencapai ribuan orang.
Menurut Menakertrans Erman Suparno,
bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 10,6 juta jiwa (Bappenas go.id,
20/03/2007). Dari data tersebut dapat diproyeksikan seberapa berat
tanggungjawab pemerintah yang harus menyiapkan lapangan pekerjaan sesuai jumlah
pengangguran tersebut. Tanpa adanya dukungan banyak pihak, pemerintah tidak
mungkin sanggup mengatasi masalah ini dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Jatim Jamal menyatakan, pada Februari 2007, jumlah angkatan kerja mencapai
19,52 juta orang. Sekitar 18,06 juta orang bekerja dan 1,4 juta menganggur.
Jumlah angkatan kerja ini naik sekitar 56.000 orang dari survei pada Februari
2006. (Sindo, Sabtu 10/05/2007). Sedang di Kabupaten Bangkalan, jumlah pencari
kerja pada 2004 masih cukup tinggi sekitar 12.372. Dari angka tersebut, jumlah
penganguran sarjana mencapai 6.692 orang (Radar Madura, Minggu 20/04/2008)
Untuk mengatasi hal tersebut, maka
langkah-langkah dini dan kongkrit sudah harus mulai diperhitungkan oleh semua
pihak termasuk Lembaga Pendidikan Tinggi. Lembaga pendidikan mempunyai peran
dan tanggungjawab yang besar dalam mencarikan solusi untuk mengatasi kondisi
tersebut. Dengan ikut memikul tanggungjawab dan mencarikan solusi terhadap
masalah minimnya lapangan kerja ini diharapkan akan dapat merubah citra Lembaga
Pendidikan Tinggi yang selama ini dianggap sebagai salah satu penyumbang
pengangguran terbesar di Indonesia.
Enterpreneurship
(berwiraswasta/wirausaha) merupakan salah satu alternatif solusi tepat untuk
mengatasi hal tersebut. Lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi mempunyai peran untuk
mencetak mahasiswanya menjadi wiraswasta-wiraswastawan baru yang
kompeten dibidangnya sehingga mampu menghasilkan dan mengembangkan Sumber Daya
Manusia yang memiliki pengetahuan tinggi, percaya diri dan berjiwa wirausaha
sejati. Wirausahawan harus memiliki potensi kemampuan, semangat, keinginan yang
komperensif dan motivasi yang tinggi untuk maju dan berkembang dalam kondisi
apapun.
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) adalah
Program yang digulirkan oleh Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan memberikan dana batuan kepada
perguruan-perguruan tinggi sebagai bentuk permodalan bagi mahasiswa.PMW
bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan jiwa wirausaha
(entrepreneurship) berbasis IPTEK kepada para mahasiswa agar menjadi pengusaha
nasional yang tangguh dan sukses, menghadapi persaingan global.
Dalam mengembangkan kewirausahaan
di perguruan tinggi, Dikti melakukan program-program dengan beberapa skema.
Skema pertama adalah dengan memberikan dana bantuan kepada perguruan-perguruan
tinggi sebagai bentuk permodalan bagi mahasiswa dalam Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) Dikti. Melalui program ini dana yang telah dicairkan oleh Dikti
masing-masing 2 Milyar rupiah untuk Perguruan Tinggi bertaraf Internasional, 1
milyar untuk Universitas, Institut dan Sekolah Tinggi Negeri, 500 Juta rupiah
untuk Politeknik Negeri, dan 1 Milyar rupiah untuk setiap koordinator perguruan
tinggi swasta (Kopertis).
Skema kedua untuk pendampingan mahasiswa
yang menerima bantuan permodalan ini Dikti telah melatih 1500 dosen dari
sekitar 300 perguruan tinggi dalam Training Of Trainer Dosen Kewirausahaan yang
bekerja sama dengan Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC). Melalui
TOT para dosen diperkenalkan dengan fondasi pendidikan Entrepreneurship di
perguruan tinggi. Peserta juga diperkenalkan dengan model-model pembelajaran
entrepreneurship di perguruan tinggi, kreativitas sebagai dasar inovasi,
best-practices lifeskill, dan bagaimana mengajarkan memulai sebuah business
kepada mahasiswa.
Skema ketiga, Dikti melakukan
program Cooperative Academic Edcuation atau yang lebih dikenal dengan Coop.
Program ini adalah kegiatan pendidikan bagi mahasiswa S1 yang telah selesai
semester 6 yang diberikan kesempatan untuk bekerja pada perusahaan, industri,
UKM selama 3-6 bulan. Program Kreativitas Mahasiswa adalah program lain yang
menawarkan Rp. 10 juta untuk setiap proposal yang masuk.
Skema keempat, Dikti berhasil
membangun jejaring Sinergi Busines-Intelectual-Government (BIG) yang merupakan
kerja sama Dikti dan Kadin Indonesia. Beberapa tujuan penting yang ingin
dicapai melalui sinergi ini adalah pemetaan potensi-potensi penelitian
kerjasama antara perguruan tinggi, dunia industri dan wilayah.
Skema terakhir yang dilakukan oleh
Dikti adalah Kuliah Kewirausahaan. Program ini dirancang dengan menyertakan 5
kegiatan saling terkait sebagai wahana: Kuliah Kewirausahaan (KWU), Magang
Kewirausahaan (MKU), Kuliah Kerja Usaha (KKU), Konsultasi Bisnis dan Penempatan
Kerja (KBPK) dan Inkubator Wirausaha Baru (INWUB)
NIM : 11101357
NAMA : JIMMY FERNANDO
KELAS : 11.4A.24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar