Minggu, 20 Mei 2012

Memberikan bekal kewirausahaan pada mahasiswa


Memberikan bekal kewirausahaan pada mahasiswa
Hingga sekarang, masalah bangsa yang sangat klasik dan meresahkan adalah tidak imbangnya lapangan kerja dibandingkan dengan jumlah pencari kerja. Dengan adanya masalah klasik ini Negara kita telah menumpuk stok pengangguran yang jumlahnya tiap hari semakin membengkak. Ini jelas terlihat dari jumlah pendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada bulan Februari 2006 yang sangat membludak, mencapai ribuan orang.
Menurut Menakertrans Erman Suparno, bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 10,6 juta jiwa (Bappenas go.id, 20/03/2007). Dari data tersebut dapat diproyeksikan seberapa berat tanggungjawab pemerintah yang harus menyiapkan lapangan pekerjaan sesuai jumlah pengangguran tersebut. Tanpa adanya dukungan banyak pihak, pemerintah tidak mungkin sanggup mengatasi masalah ini dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Jamal menyatakan, pada Februari 2007, jumlah angkatan kerja mencapai 19,52 juta orang. Sekitar 18,06 juta orang bekerja dan 1,4 juta menganggur. Jumlah angkatan kerja ini naik sekitar 56.000 orang dari survei pada Februari 2006. (Sindo, Sabtu 10/05/2007). Sedang di Kabupaten Bangkalan, jumlah pencari kerja pada 2004 masih cukup tinggi sekitar 12.372. Dari angka tersebut, jumlah penganguran sarjana mencapai 6.692 orang (Radar Madura, Minggu 20/04/2008)
Untuk mengatasi hal tersebut, maka langkah-langkah dini dan kongkrit sudah harus mulai diperhitungkan oleh semua pihak termasuk Lembaga Pendidikan Tinggi. Lembaga pendidikan mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar dalam mencarikan solusi untuk mengatasi kondisi tersebut. Dengan ikut memikul tanggungjawab dan mencarikan solusi terhadap masalah minimnya lapangan kerja ini diharapkan akan dapat merubah citra Lembaga Pendidikan Tinggi yang selama ini dianggap sebagai salah satu penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia.
Enterpreneurship (berwiraswasta/wirausaha) merupakan salah satu alternatif solusi tepat untuk mengatasi hal tersebut. Lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi mempunyai peran untuk mencetak mahasiswanya menjadi  wiraswasta-wiraswastawan baru yang kompeten dibidangnya sehingga mampu menghasilkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan tinggi, percaya diri dan berjiwa wirausaha sejati. Wirausahawan harus memiliki potensi kemampuan, semangat, keinginan yang komperensif dan motivasi yang tinggi untuk maju dan berkembang dalam kondisi apapun.
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) adalah Program yang digulirkan oleh Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan memberikan dana batuan kepada perguruan-perguruan tinggi sebagai bentuk permodalan bagi mahasiswa.PMW bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan jiwa wirausaha (entrepreneurship) berbasis IPTEK kepada para mahasiswa agar menjadi pengusaha nasional yang tangguh dan sukses, menghadapi persaingan global.
Dalam mengembangkan kewirausahaan di perguruan tinggi, Dikti melakukan program-program dengan beberapa skema. Skema pertama adalah dengan memberikan dana bantuan kepada perguruan-perguruan tinggi sebagai bentuk permodalan bagi mahasiswa dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Dikti. Melalui program ini dana yang telah dicairkan oleh Dikti masing-masing 2 Milyar rupiah untuk Perguruan Tinggi bertaraf Internasional, 1 milyar untuk Universitas, Institut dan Sekolah Tinggi Negeri, 500 Juta rupiah untuk Politeknik Negeri, dan 1 Milyar rupiah untuk setiap koordinator perguruan tinggi swasta (Kopertis).
Skema kedua untuk pendampingan mahasiswa yang menerima bantuan permodalan ini Dikti telah melatih 1500 dosen dari sekitar 300 perguruan tinggi dalam Training Of Trainer Dosen Kewirausahaan yang bekerja sama dengan Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC). Melalui TOT para dosen diperkenalkan dengan fondasi pendidikan Entrepreneurship di perguruan tinggi. Peserta juga diperkenalkan dengan model-model pembelajaran entrepreneurship di perguruan tinggi, kreativitas sebagai dasar inovasi, best-practices lifeskill, dan bagaimana mengajarkan memulai sebuah business kepada mahasiswa.
Skema ketiga, Dikti melakukan program Cooperative Academic Edcuation atau yang lebih dikenal dengan Coop. Program ini adalah kegiatan pendidikan bagi mahasiswa S1 yang telah selesai semester 6 yang diberikan kesempatan untuk bekerja pada perusahaan, industri, UKM selama 3-6 bulan. Program Kreativitas Mahasiswa adalah program lain yang menawarkan Rp. 10 juta untuk setiap proposal yang masuk.
Skema keempat, Dikti berhasil membangun jejaring Sinergi Busines-Intelectual-Government (BIG) yang merupakan kerja sama Dikti dan Kadin Indonesia. Beberapa tujuan penting yang ingin dicapai melalui sinergi ini adalah pemetaan potensi-potensi penelitian kerjasama antara perguruan tinggi, dunia industri dan wilayah.
Skema terakhir yang dilakukan oleh Dikti adalah Kuliah Kewirausahaan. Program ini dirancang dengan menyertakan 5 kegiatan saling terkait sebagai wahana: Kuliah Kewirausahaan (KWU), Magang Kewirausahaan (MKU), Kuliah Kerja Usaha (KKU), Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK) dan Inkubator Wirausaha Baru (INWUB)

Sumber :          http://pib.unsoed.ac.id/pmw/?page_id=4

NIM     : 11101357
NAMA  : JIMMY FERNANDO
KELAS  : 11.4A.24

Tidak ada komentar: