Rabu, 02 Mei 2012

BAGAIMANA MERENCANAKAN ANGGARAN BISNIS


Ada yang terkadang dilupakan oleh pengusaha dalam menjalankan bisnis. Usaha dibiarkan berjalan apa adanya, tanpa perencanaan yang matang. Situasi inilah yang sering menghinggapi pengusaha terutama sektor mikro, kecil dan menengah. Kebanyakan dari mereka merasa sudah sukses dengan apa yang selama ini dijalani. Kalaupun berkembang, prosesnya menjadi sangat lambat dibanding yang lain. Jika sudah demikian, ketika pesaing sudah maju sekian langkah, pengusaha tersebut baru maju selangkah atau bahkan masih mau melangkah..
Hal lain yang seringkali juga dianggap enteng adalah perhitungan usaha. Pengusaha terutama sektor mikro, kecil dan menengah sering melupakan unsur investasi. Karena juga dipakai untuk tempat tinggal, tidak dimasukkan dalam perhitungan usaha, sehingga hasil usaha (laba, rugi atau impas) menjadi tidak jelas. Selanjutnya ketika dibutuhkan pembiayaan baru (misalnya untuk pembayaran kontrak), pengusaha tersebut membutuhkan tambahan investasi baru lagi.
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam perhitungan usaha dan perencanaan keuangan dengan memerhatikan dua faktor :
Pertama, pengusaha perlu membuat anggaran dana yang meliputi perkiraan jumlah penjualan, perkiraan biaya, perkiraan pendapatan dan keuntungan yang diharapkan dalam usaha dalam jangka waktu tertentu (semester atau tahunan). Dengan ini, ada arah dalam menjalankan usaha, setidaknya dalam kurun waktu perencanaan. Begitu juga ketika proses berjalan, dapat dijadikan landasan untuk melakukan evaluasi. Jika sesuai perencanaannya, dapat mengantisipasi ketidakpastian keadaan. Akan tetapi jika tidak tepat, dapat dilakukan analisis selisih tersebut.
Kedua, hal yang juga tidak kalah penting adalah membuat anggaran keuangan (financial budget) yang meliputi anggaran tunai maupun tidak tunai. Anggaran tunai para pengusaha biasanya sudah sangat familier. Akan tetapi untuk anggaran nontunai seringkali terlupakan. Misal dalam memperhitungkan laba usaha, karena hanya memperhitungkan yang tunai dan langsung sepertinya usaha yang dilakukan untung besar, padahal keberlanjutannya tidak terjamin. Kenapa demikian, mereka tidak memperhitungkan unsur tempat yang digunakan usaha, sehingga setiap habis masa kontrak selalu dibutuhkan investasi baru yang tidak kecil. Padahal biaya tersebut sudah terlanjur tidak dimasukkan dalam perhitungan laba rugi usaha.
Memang gampang gampang susah dalam menjalaninya. Akan tetapi jika kita lebih detail dan komprehensif bukan tidak mungkin kesuksesan sudah ada di depan mata. Bagaimana dengan Anda? ( Faiz Muhamad Kamil/12121210/12.1A.14)
Sumber: Surya.co.id      

Tidak ada komentar: