Bagaimana Mengubah Impian Dari Irasional Menjadi Rasional
Kita sebagai
manusia pasti memiliki banyak impian. Ada yang memiliki impian mendapatkan
pasangan seorang putri atau pangeran nan rupawan. Ada yang bermimpi menjadi
seorang Presiden. Tak sedikit yang berfantasi terbang ke luar angkasa. Banyak
juga yang impiannya sederhana saja, memiliki sebuah rumah yang cukup nyaman
bagi keluarganya yang bahagia.
Karena ada dalam
pikiran kita sendiri, bukan di dunia nyata, impian itu bebas tak terbatas. Dari
impian irasional yang mustahil dapat diwujudkan sampai impian rasional yang
lebih mudah terwujud. Impian irasional biasanya berupa khayalan-khayalan bagai di
negeri dongeng yang tak ditemukan di dunia nyata. Bagi sebagian orang khayalan
di pikirannya mungkin sebagai hiburan semata untuk sejenak melupakan dunia
nyata. Bagi sebagian lagi, khayalan ini sangat penting karena berguna dalam
profesinya, seperti seniman, novelis, sineas dan sebagainya.
Tentu tak semua
orang suka berkhayal seperti itu. Mereka lebih suka membumi. Impian mereka
rasional, dapat diwujudkan secara nyata. Berbeda dengan impian irasional yang
tak terbatas oleh ruang dan waktu, impian rasional biasanya terbatas di masa
yang akan datang di suatu tempat yang paling masuk akal didiami manusia.
Impian rasional adalah suatu keinginan manusia di masa depan
yang mungkin dapat diwujudkan. Impian ini bisa berupa tujuan jangka panjang
seperti cita-cita atau harapan-harapan besar dan tujuan jangka pendek yang bisa
disebut harapan kecil.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut kita tentu harus melakukan berbagai tindakan nyata yang
konsisten. Tindakan dan pekerjaan yang kita lakukan itu sudah pasti tidak
singkat dan tidak mudah. Membutuhkan serangkaian proses yang panjang
berliku-liku, naik turun bahkan jatuh bangun.
Dalam proses ini
kita mengalami susah, senang, sedih, semangat, suka dan duka. Seandainya lebih
banyak suka tentu tak banyak masalah bagi kita. Bagaimana kalau ternyata lebih
banyak duka ? Sedangkan dalam kehidupan nyata umumnya kita mungkin lebih banyak
merasa mengalami duka daripada suka. Jika kita kurang bijak dalam menyikapi,
menghadapi dan mengatasinya maka impian yang indah bisa berubah menjadi mimpi
buruk berkepanjangan.
Agar impian
indah tidak menjadi mimpi buruk melainkan menjadi kenyataan yang membahagiakan,
apapun proses yang kita alami suka duka, jatuh bangun atau naik turun
nikmatilah dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan kepada Sang Pencipta dan
Pemilik Kehidupan. Proses yang kita lakukan ini berhasil atau tidak, tergantung
dari cara kita memandang dan menilainya.
Contoh sederhana
misalkan kita sekarang berada di Jakarta dan memiliki impian pergi ke Bali.
Untuk mewujudkan impian itu, tindakan pertama tentu memilih transportasi yang
akan digunakan. Ada pesawat terbang, bis, kereta api, mobil, sepeda motor,
sepeda dan berjalan kaki. Kalau cukup memiliki uang kita pilih pesawat terbang.
Pilihan ini bukan ingin bersombong ria, contoh transportasi lain kalau ditulis
di sini bisa sangat panjang. Bisa jadi sebuah buku kisah suka-duka sebuah
perjalanan.
Pesawat terbang
proses perjalanannya memang relatif lebih cepat, mudah dan nyaman daripada
pilihan transportasi yang lain. Tapi benarkah sangat mudah ? Ketika memesan
tiket bisa saja kita kehabisan. Sudah dapat tiket berada di bandara mungkin
saja mendadak penerbangan ditunda atau malah dibatalkan. Berhasil naik ke
pesawat ternyata duduk di sebelah orang yang mabuk udara. Dalam perjalanan terbang
sangat mungkin pesawat mengalami gangguan cuaca atau teknis. Bisa dibayangkan
jika kita tidak menyikapi, menghadapi dan mengatasi semua keadaan buruk itu
dengan bijak. Impian kita ke Bali berubah menjadi mimpi buruk yang menyebalkan
bahkan mengerikan.
Kalau kita
bijak. Ketika kehabisan tiket atau penerbangan ditunda, ikhlaskan saja siapa
tahu Tuhan memang menghendaki kita menunda perjalanan karena kita belum
benar-benar siap. Mungkin ada yang lupa terbawa atau barangkali perlu lebih
mematangkan rencana. Kalau benar seperti itu syukurilah. Waktu duduk
bersebelahan dengan orang yang mabuk udara, Ikhlaslah dan bersyukurlah Tuhan
memberi kesempatan kita untuk membantu teman baru kita tersebut. Alih-alih
tanpa diduga ternyata setelah ditolong, teman sebelah kita ini mau membantu
akomodasi kita selama di Bali. Luar biasa bukan ? Pada saat pesawat mengalami
gangguan cuaca atau teknis, Ikhlaskan sepenuhnya semua hidup mati kita
kepadaNya. Bisa saja sebelum berangkat kita lupa kepada Tuhan. Lupa berdoa.
Dalam situasi ini kita seperti diingatkan dengan keras agar tidak melupakan
Kuasa Tuhan. Bersyukurlah Tuhan masih berkenan mengingatkan kita.
Sebelum sampai
ke Bali, sebelum impian kita terwujud. Sebenarnya kita telah mendapatkan
pengalaman yang luar biasa dalam proses menuju impian itu. Dilihat dari sudut
pandang spiritual kita telah berhasil. Berhasil menemukan Keagungan Tuhan.
Tentu pengalaman ini sangat membahagiakan.
Nama :
Riko
NIM :
12120067
Kelas :
12.1B.14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar