Sabtu, 16 Juni 2012

Manajemen menurut Paul Hersey & Kenneth H.Blanchard

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard memberikan batasan manajemen adalah sebagai suatu usaha  yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Keduanya menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama. Dan dalam suatu organisasi seorang pemimpin menjadi ketua yang akan membawa anggotanya mencapai tujuan. Atau dengan kata lain seorang pemimpin menjadi patokan untuk keberhasilan suatu tujuan organisasi tersebut.
 
Gaya Kepeminpinan Situsional (Situational Leadership)      
Kepemimpinan Situasional adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara;
1.      Tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (prilaku tugas)
2.      Tingkat dukungan sosioemosional yang disajikan pemimpin (prilaku hubungan)
3.      Tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu (kematangan bawahan).
Untuk lebih mengerti secara mendalam tentang Kepemimpinan Situasional, perlu bagi kita mempertemukan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kematangan Pengikut karena pada saat kita berusaha mempengaruhi orang lain, tugas kita adalah:
1.      Mendiagnosa tingkat kesiapan bawahan dalam tugas-tugas tertentu.
2.      Menunjukkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi tersebut.

Menurut Hersey dan Blanchard ada hubungan yang jelas antara level kematangan orang-orang dan atau  kelompok dengan jenis sumber kuasa yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menimbulkan kepatuhan pada orang-orang tersebut. Kepemimpinan situational memandang kematangan sebagai kemampuan dan kemauan orang-orang atau kelompok untuk memikul tanggungjawab mengarahkan perilaku mereka sendiri dalam situasi tertentu. Maka, perlu ditekankan kembali bahwa kematangan merupakan konsep yang berkaitan dengan tugas tertentu dan bergantung  pada hal-hal yang ingin dicapai pemimpin.
Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.  Tingkat kematangan M1 (tidak mampu dan tidak ingin), maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan,menunjukan dan menginstruksikan secara spesifik.   

2.  Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching (G2), yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk.
3.  Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif (G3), yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk  mengambil keputusan.
4.  Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating (G4), mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik.
Bagaimana cara kita memimpin haruslah dipengaruhi oleh kematangan orang yang kita pimpin supaya tenaga kepemimpinan kita efektif dan juga pencapaian hasil optimal.
Demikianlah deskripsi bagaimana Hersey Blachard menganjurkan pemakaian gaya yang efektif. Dengan kondisi yang demikian, maka ada satu hal yang perlu diperhatikan sebelum memberlakukan satu gaya terhadap kematangan pengikut pada satu macam pekerjaan, yakni pemimpin harus benar-benar tahu seberapa dewasakah pengikutnya. Dimana kedewasaan disini adalah kedewasaan dalam hal kecakapan dan komitmen. Apabila salah mendiagnosa, di tingkat kematangan berapakah pengiktu maka pemimpin akan salah juga dalam memilihkan gaya yang tepat pada pengikut tersebut, akhirnya akan menyebabkan kepemimpinannya tidak efektif >>meiningsih/12112560/12.2A.14

Tidak ada komentar: