Selasa, 12 Juni 2012

Perkembangan Konsep Manajemen

Mazhab Klasik
Aliran Klasik merupakan aliran yang pertama kali muncul dalam ranah manajemen dan aliran klasik ini sendiri dibagi dalam dua bagian yaitu:

   1.      Manajemen Ilmiah Cabang Klasik Pertama
a)  Robert Owen (1771-1858)
Pada tahun 1800-an ia adalah seorang manajer pada beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanarls Skotlandia.
Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
Dilatarbelakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.

b)  Charles Babbage (1792-1871)
Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.

c)  Frederik W. Taylor (1856-1915)
Taylor merupakan tokoh manajemen ilmiah yang terpopuler, sehingga ia mendapatr julukan bapak manajemen ilmiah, manajemen ilmiah timbul karena keinginan untuk menambah produktivitas hingga akhirnya Taylor menemukan prinsip-prinsip yaitu:
·         Pengembangan manajeman ilmiah yang sebenarnya, sehingga misalnya, metode yang terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
·         Seleksi secara ilmiah terhadap para pekerja, sehingga setiap pekerja dapat diberi tanggung jawab atas tugas yang paling cocok baginya
·         Pendidikan dan pengembangan ilmiah untuk tenaga kerja
·         Kerja sama yang erat dan bersahabat antara manajer dan pekerja.

d)  Henry L. Gantt (1861-1919)
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan instruksi.
Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.

e)  Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972)
Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
2.      Manajemen Ilmiah Cabang Klasik Kedua.

Pelopor teori organisasi klasik adalah Henry Fayol yang hidup pada tahun 1841-1925. Dalam usahanya untuk mengembangkan ilmu manajemen fayol mulai dengan membagi perusahaan menjadi enam aktivitas masing-masing mempunyai kebergantungan. Aktivitas yang dimaksud adalah:
1). Fungsi teknis (technical), yaitu memproduksi dan membuat produk.
2). Fungsi komersial (commercial), yaitu membeli bahan baku dan menjual produk.
3). Fungsi financial (financial), yaitu memperoleh dan menggunakan modal.
4). Fungsi keamanan (security), yaitu melindungi para tenaga kerja dan aktivaperusahaan.
5). Fungsi akuntansi (accounting), yaitu mencatat dan mengecek biaya, keutungan, dan utang-utang, menyiapkan neraca, dan menghimpun statistik.
6). Fungsi manajerial (managerial)
Orientasinya adalah fungsi manajerial, sehingga ia mendefinisikan manjemen dengan cara membagi lima fungsi yaitu:
·            Perencanaan (planning) berarti menentukan suatu cara bertindak yang memungkan organisasi dapat mencapai tujuannya.
·            Pengorganisasian (organizing) berarti memobilisasikan sumber daya manusia dan sumber daya alam dari organisasi untuk mewujudkan rencana menjadi suatu hasil’
·            Pengkomandoan (commanditing) berarti memberikan pengarahan kepada para bawahan dan mengusahakan mereka untuk mengerjakan pekerjaannya.
·            Pengkoordinasian (coordinating) berarti memastikan bahwa sumber daya dan aktivitas organisasi bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
·            Pengendalian (controlling) berarti pemantauan (monitoring) rencana untuk menjamin agar dikemudikan secara tepat.

Konsep Fayol yang menyatakan bahwa ketrampilan manajemen dapat diterapkan pada semua jenis kelompok aktivitas, apabila hal-hal lain tak berubah, sampai saat ini semakin penting artinya disekolah, pemerintahan, dan lembaga lainnya. Prinsip manajemen yang dikembangkan Fayol yang mendasari prilaku manajerial yang efektif adalah sebagai berikut:
a)      Pembagian kerja (division of labor)
b)      Otoritas (authority)
c)      Disiplin (discipline)
d)     Kesatuan perintah (unity of command)
e)      Kesatuan arah (unity of direction)
f)       Mengemudiankan ke[pentingan pribadi diatas kepentingan umum (subordination of individual interest to the common goods)
g)      Pemberian upah (remuneration)
h)      Sentralisasi (centralization)
i)        Hirarki (hierarki)
j)        Tertib (order)
k)      Keadilan (equity)
l)        Kestabilan staf (stabilty of staff)
m)    Inisiatif (initiative)
n)      Semngat korps (esprit de corps)

Mazhab Prilaku

Dalam mazhab ini, titik tolak penting tindakan manajer adalah perilaku manusia. Manajer harus menyadari bahwa manajemen tidaklah dilakukan sendiri, justru manajerlah yang harus menyebabkan orang lain melakukannya, berdedikasi dan berpartisipasi tinggi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Jadi topik-topik yang dipersoalkan dalam mazhab ini adalah “human behavior, human relation, motivasi, leadership, sifat dan perilaku manusia, ilmu jiwa sosial, komunikasi, dan keinginan manusia itu.”
Manajer dalam melakukan wewenang kepemimpinannya harus lebih mengetahui perilaku, keinginan, dan kebutuhan-kebutuhan para bawahannya.
Munculnya aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul disebabkan para manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi produksi dan keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Seringkali para bawahan kurang mengikuti pola perilaku yang rasional dalam mengoprasikan pekerjaannya. Sehingga pembahasan “sisi perilaku manusia” dalam organisasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
a)            Hugo Munsterberg (1863-1916)
Dikenal sebagai "Bapak Psikologi Industri". Sejak tahun 1910 minatnya tertuju pada penerapan psikologi dalam industri, di mana dia melihat pentingnya penerapan ilmu perilaku pada gerakan manajemen ilmiah yang baru. Dalam bukunya yangberjudul Psychology and Industrial Efficien¬cy yang diterbitkan tahun 1921, berisi :
1. Best possible person, yaitu bagaimana mendapatkan orang orang yang memiliki kualitas mental yang paling cocok dengan pekerjaan yang harus mereka kerjakan.
2. Best Possible Work, yaitu dalam kondisi psikologis mana output yang paling besar dan paling memuaskan dapat diperoleh dari pekerjaan setiap orang.
3. Best Possible Effect, yaitu bagaimana suatu perusahaan dapat mempengaruhi para pekerja sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil yang sebaik mungkin dari mereka.

b)      Elton Mayo (1880-1949)
Penelitian yang dilakukan mengenai tingkah laku manusia dalam situasi kerja pada perusahaan Western Electric (1924-1933). Penelitian berawal dari penyelidikan hubun¬gan tingkat penerangan di dalam tempat bekerja dan produktivitas para pekerja. Hasilnya, ketika kondisi cahaya meningkat maka produktivitas cenderung meningkat seperti yang diharapkan, namun ketika cahaya lampu lebih jelek dari normal produktivitas cenderung tetap meningkat. Outputpun terus meningkat pada saat pencahayaan terus dirubah.
Elton Mayo beserta para asisten risetnya Fritz J. Roethlishberger serta William J. Dickson juga menyimpulkan bahwa insentif uang yang diberikan tidak menyebabkan meningkatnya produktivitas.
Hasil penelitian yang terkenal dengan "effect Hawthorne" menyatakan bahwa pengoperasian perusahaan bukan hanya karena mesin dan metode, tapi juga penyesuaian dengan sistem sosial guna membangun suatu sistem teknis yang lengkap. Supervisor yang simpatik akan meningkatkan prestasi kerja mereka dan para pekerja akan lebih keras bekerja bila mereka yakin bahwa manajemen memikirkan kesejahteraan mereka dan perhatian khusus pada mereka.

Mazhab Ilmu Manajemen

1. Riset  Operasi
a) Rensis Likert
Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
b)   Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

2. Teori Motivasi
a) Abraham Maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.

b) Frederick McGregor

c) David McClelland
Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
- Kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil
- Kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berprilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya
- Kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab

d) Victor Vroom (1964)
Yang terkenal dengan teori model Vroom menguraikan tentang faktor kinerja dapat dilihat dari 3 (tiga) teori sebagai berikut yang terdiri dari :
1.       Teori ekspektansi.
Menurut teori ekpektansi yang bisa mendorong kinerja seseorang yaitu : “Ekspektansi seseorang mewakili keyakinan seorang individu bahwa tingkat upaya tertentu akan diikuti oleh suatu tingkat kinerja tertentu”. Sehubungan dengan tingkat ekspektansi seseorang Craig C. Pinder (1948) dalam bukunya “Work Motivation” berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ekspektansi seseorang yaitu :
a. Harga diri
b. Keberhasilan waktu melaksanakan tugas
c. Bantuan yang dicapai dari seorang supervisor dan pihak bawahan.
d. Informasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas
e. Bahan-bahan baik dan peralatan baik untuk bekerja.

2.    Teori Instrumentalis.
Menurut teori instrumentalis yaitu keyakinan seseorang bahwa hasil tertentu tergantung pada pelaksanaan sebuah tingkat kinerja khusus. Kinerja bersifat instrumental apabila ia meyebabkan timbulnya sesuatu yang lain.

3.    Teori valensi.
Teori valensi mengandung arti bahwa nilai positif dan negatif yang diberikan orang kepada hasil-hasil. Ketiga teori tersebut bisa dilihat dari aspek manajerial dan individual. DIAN SRI KHODIJAH

Tidak ada komentar: