Semua
orang ingin menjadi kreatif, atau setidaknya menilai kreativitas
sebagai sesuatu yang positif. Di sisi lain, masih banyak pula pihak yang
menentang atau memandang sebelah mata aktivitas kreatif itu sendiri. Majalah
Scientific American Mind Edisi Juni-Juli 2008 menurunkan liputan mengenai
diskusi panel para ahli yang membahas mengenai hal ini, berikut beberapa tips
sederhana untuk mengembangkan kreativitas anda.
Menurut Robert Epstein, seorang
penulis buku-buku kreativitas, pendidikan formal adalah salah satu biang keladi
pembatas kreativitas manusia sejak dini. Selain itu, masih kuatnya pandangan negatif orangtua
terhadap prospek pekerjaan di industri kreatif (misalnya film, sastra, atau
desain grafis) juga membuat banyak anak muda merasa kemampuan kreatif hanya
pantas didalami oleh orang-orang tertentu saja.
Padahal, hal
itu tidak benar. Seperti yang ditekankan oleh John Houtz, seorang psikolog,
kreativitas tidak terbatas pada kreativitas besar (big ‘C’) yang
sifatnya mahakarya dan revolusioner, seperti lukisan Da Vinci atau lampu
Edison. Ada pula yang namanya kreativitas kecil (litle ‘c’), yaitu
kelihaian atau kecerdikan yang dapat kita gunakan untuk memecahkan masalah
sehari-hari.
Houtz juga
menekankan bahwa kreativitas bukanlah suatu bakat yang dianugerahkan sejak
lahir, melainkan sesuatu yang harus diusahakan dengan kerja keras; Menurutnya, orang-orang
kreatif adalah mereka yang memiliki kedisiplinan untuk terus menciptakan
ide-ide baru dan ketekunan untuk mewujudkan ide-ide mereka.
Lalu bagaimana
kita, yang mungkin merasa tidak begitu kreatif ini, dapat melatih kreativitas
kita? Epstein memberikan empat cara untuk melatih kreativitas anda:
Capturing. Jangan
biarkan satupun ide anda lewat begitu saja, betapapun anda merasa ide itu tidak
terlalu istimewa. Jangan terlalu pede untuk mengatakan ‘saya bisa
mengingatnya’; Percayalah, anda akan lupa. Segera catat ide anda di ponsel,
notes, atau apapun yang bisa ditulis di dekat anda begitu terpikirkan. Siapkan
pula alat pencatat atau perekam di samping tempat tidur anda, karena seringkali
ide-ide brilian muncul sesaat sebelum atau sesudah tidur. Lebih baik lagi jika
anda juga meluangkan waktu khusus (kalau bisa di pagi hari, saat pikiran masih
segar) untuk mengumpulkan ide-ide anda.
Surrounding. Ide-ide
kreatif tidak muncul begitu saja dari dalam otak kita, melainkan hasil dari
interaksi kita dengan lingkungan. Karena itu, lingkungan fisik dan sosial anda
pun sebisa mungki harus penuh dengan kreativitas pula. Perbanyaklah pergaulan
dengan orang-orang yang latar belakang, kepribadian, atau minatnya jauh berbeda
dengan anda. Ubahlah tata letak rumah atau kamar anda, cat dindingnya dengan
warna baru; Mungkin terdengar tidak berhubungan, tapi lingkungan yang fresh
dan tidak monoton akan membuat pikiran anda tetap fresh dan dinamis
pula.
Challenging. Kreativitas seringkali muncul mendadak saat menghadapi
hambatan atau rintangan. Menantang diri sendiri dengan mencoba menyelesaikan
permasalahan yang sulit bisa Membantu mengeluarkan ide-ide kreatif yang selama
ini tidak terpikirkan oleh anda. Bagaimana konkritnya? Iseng-iseng mengisi sudoku atau TTS
di waktu senggang adalah satu langkah awal yang baik. Jelajahilah bagian kota
yang asing bagi anda, biarkan anda tersesat, dan cobalah cari jalan pulang.
Kalau anda masih sekolah atau kuliah, jangan malas juga untuk membuka-buka buku
soal atau studi kasus dan menyelesaikan bagian tersulitnya. Tidak masalah jika
tidak ada yang bisa anda selesaikan, yang terpenting adalah rangsangan otak
yang terus-menerus.
Broadening. Sangat penting bagi seseorang yang kreatif untuk memiliki
wawasan yang luas. Jangan sungkan untuk mempelajari hal-hal baru yang mungkin
tidak berhubungan dengan pekerjaan atau pendidikan anda. Tidak perlulah mengikuti
kursus atau kuliah malam; membaca lebih banyak buku dan majalah, menonton film
dokumenter, atau menjelajahi situs-situs pengetahuan populer seperti Wikipedia
juga bisa anda lakukan untuk mencapainya. Kunjungilah juga perpustakaan, galeri
seni, pertunjukan teater, museum, seminar, pameran, diskusi buku, atau acara
publik lainnya.
Anda juga harus
siap mempertahankan kreativitas anda. Lho, kenapa harus dipertahankan? Seperti
yang sudah disebut di atas, kreativitas adalah sesuatu yang harus diupayakan.
Di sisi lain, cepat atau lambat, sadar atau tidak sadar, masyarakat akan
mencoba untuk mengawasi dan mengatur, kalau perlu menekan, kreativitas anda.
Karena itu, selain empat tips di atas, diskusi panel ini juga memberikan tiga
saran:
Jangan biarkan
kritik menghalangi kreativitas anda. Kritik dapat anda gunakan sebagai masukan untuk
memperbaiki ide atau mengganti satu ide dengan ide yang lain, tapi jangan
pernah menganggap kritik sebagai larangan untuk mengumpulkan atau mengungkapkan
ide anda. Criticism should make you more creative, not less.
Hadapi
ketakutan anda untuk gagal. Orang-orang kreatif adalah mereka
yang gagal ratusan kali. Tapi mereka mengambil pelajaran dari kegagalan itu
sebagai peluang untuk mencoba lagi dengan cara yang berbeda dan mungkin lebih baik.
Bahkan menurut Epstein, kegagalanlah yang secara langsung menyebabkan kita
menjadi kreatif.
Jangan ngoyo.
Istirahatlah untuk menemukan kembali kreativitas anda. Banyak karya dan penemuan besar tidak
dihasilkan dari begadang berhari-hari, tapi dari mimpi (literally!) dan
keadaan setengah tidur. Kerja keras dan ketekunan memang penting, tapi jadi
sedikit juga gunanya ketika otak dan mata anda sudah sulit diajak berkompromi.
Dari ketujuh
pedoman esensial yang dijelaskan di atas, dapat kita lihat bahwa meningkatkan
kreativitas bukanlah sesuatu yang sulit atau mahal untuk dilakukan. Sebagian di
antara contoh konkrit yang saya ajukanpun tidak membutuhkan waktu khusus dan
dapat anda lakukan di sela-sela rutinitas keseharian anda. Jadi tunggu apa
lagi? Ajak saudara atau teman-teman anda ikut melakukannya agar anda lebih
temotivasi!
(LASMANA HANDOKO/12120286/12.1B.14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar