Kita
pasti sudah sering mendengar kalimat ini: ‘Bersakit-sakit dahulu,
bersenang-senang kemudian’. Ungkapan ini bisa berlaku pada orang yang
memulai bisnis di masa resesi ini: Akan ada kesulitan-kesulitan, namun
dalam jangka panjang, manfaatnya akan jauh melampaui kesulitan-kesulitan
tersebut.
Kini sudah mulai terlihat tanda-tanda
bahwa kebekuan ekonomi ini mulai mencair. Penurunan ekonomi, yang
meskipun cukup parah, namun tak separah yang diduga sebelumnya. Sudah
waktunya kita tidak melulu cemas soal ekonomi, dan mulai memikirkan
bisnis apa yang perlu dibangun sekarang, agar nantinya bisa menikmati
buah dari kebangkitan ekonomi.
Mengapa perlu membangun bisnis? Sekurangnya ada 5 alasan:
1. Bisnis masih merupakan kendaraan terbaik untuk menjadi kaya.
Orang
bisa menjadi kaya dengan bekerja pada orang lain, namun angkanya sudah
‘dipatok’. Kalau memakai definisi terbaru tentang ‘kaya’, yakni
berpenghasilan tahunan minimal 250 ribu dolar (sekitar 2,5 miliar rupiah
per tahun atau 200 juta rupiah per bulan), kita sekarang bisa
menghitung, seberapa banyak jenis pekerjaan yang bisa memberikan gaji
sebanyak itu.
“Sebaliknya, menjalankan bisnis
sendiri menawarkan kesempatan untuk memperoleh penghasilan sebanyak yang
kita inginkan,” kata Brad Sugars, kolumnis dan penulis 14 buku mengenai
membangun bisnis. “Tidak ada batasan jumlah keuntungan yang bisa
dihasilkan dari usaha kita, dan juga ada berbagai keuntungan pajak yang
bisa diperoleh sebagai pemilik bisnis, yang tidak dimiliki kalau menjadi
karyawan biasa.”
2. Bisnis membuat seseorang mengeluarkan kemampuan terbesarnya, dan menyadari kelemahan-kelemahannya.
Saat
seseorang menjalankan usaha, ia akan segera tahu bahwa tidak mungkin
melakukan segala seuatunya sendirian. Ia perlu membangun sistem dan
perangkat yang membuat semuanya bekerja. Ini akan memaksa orang itu
untuk memeras segala kemampuannya untuk bisa merancang sebuah lingkungan
yang produktif, efisien, menguntungkan, dan teratur. Bagaimana
melakukannya? Dengan belajar dari sumber-sumber informasi tentang
cara-cara menangani bisnis, baik dari sumber-sumber online, buku-buku,
maupun dari jaringan pertemanan dan bisnis.
“Tidak
ada rahasia dalam bisnis,” kata Brad. “Yang ada hanyalah informasi yang
belum Anda ketahui. Jika Anda mau belajar cara menjual produk atau
menjadi pemimpin –yang mungkin sebelumnya tidak Anda sukai– nantinya
Anda akan sungguh-sungguh bisa mengatasi hambatan-hambatan tersebut.”
3. Resesi itu jangka pendek, pemulihan ekonomi itu jangka panjang.
Lebih
banyak uang bisa diperoleh saat ekonomi tengah menurun, dibanding
ketika ekonomi tengah booming. Hal ini karena perusahaan yang solid di
masa resesi mengambil alih ide-ide, pangsa pasar, dan uang-uang yang
tadinya ditangguk oleh perusahaan lemah. Mereka juga menikmati manfaat
tumbuhnya kembali ekonomi, karena secara historis, pemulihan ekonomi itu
berlangsung 4-5 kali lebih lama masanya dibanding masa resesi.
Membangun pondasi bisnis yang baik di saat ini akan memberikan keamanan
dan keuntungan untuk masa yang panjang, dan akan memperlengkapi
pemiliknya dengan ilmu yang diperlukan sehingga bisa bersikap praktis
dan efisien ketika suatu saat siklus ekonominya melambat lagi.
4. Sukses yang besar seringkali dicapai dengan ‘melakukan ke arah sebaliknya’.
Sudah
menjadi fakta bahwa kita tidak akan memperoleh hasil yang ‘luar biasa’
jika kita sendiri bertindak ‘biasa saja’. Untuk keluar dari hal yang
biasa dan rata-rata, kita perlu melakukan sesuatu yang sama sekali
berbeda dari yang orang lain lakukan. Salah satu caranya adalah
mempunyai pola pikir yang benar. Saat ini, pemikiran ‘orang biasa’
adalah menunggu adanya pihak lain untuk melakukan hal-hal yang brilian
untuk mengatasi krisis ekonomi ini. Padahal, jika kita mau berpikir
kreatif, kita akan menyadari bahwa satu-satunya orang yang bisa
memperbaiki kondisi ekonomi ini adalah kita sendiri.
5. Berbisnis adalah salah satu kegiatan paling kreatif yang pernah manusia lakukan.
Orang-orang
umumnya kagum pada seniman atau artis, kagum dengan apa yang mereka
bisa ciptakan atau kerjakan. Namun dalam beberapa hal, wirausaha itu
jauh lebih kreatif dan artistik daripada seniman atau artis. Coba
pikirkan: wirausaha itu mengembangkan ide yang imajiner, merubahnya
menjadi produk atau layanan yang riil, memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, merekrut dan mempekerjakan puluhan, ratusan, atau ribuan
karyawan, seraya tetap mengusahakan agar perusahaan itu memperoleh
keuntungan. Hanya ada sedikit hal lain yang lebih kreatif daripada ini.
Setelah
lama berbisnis pun, umumnya kita akan masih tetap belajar, tumbuh, dan
terus mengasah ketrampilan. Tidak ada akhir atau batas bagi kreativitas
maupun kesempatan dalam berwirausaha. Pada akhirnya, tidak masalah
apakah kita memulai bisnis dengan skala kecil atau besar, yang penting
adalah memulainya. Singkirkan keragu-raguan, stop menunda-nunda, dan
mulailah bergerak!
Nama : Ahmad Munif
NIM : 12115106
Kelas : 12.1E.24
2 komentar:
Sungguh memotivasi diri saat-saat seperti ini.
semoga bisa jadi motivasi yang luar biasa untuk memulai suatu usaha yang baru dalam kondisi yang sedang krisis keuangan seperti sekarang ini.
Luar biasa
Posting Komentar