”Memulai bisnis di saat krisis
ekonomi begini? Bukannya terlalu berisiko?” Mungkin begitu pendapat mereka yang
berpandangan pesimis terhadap krisis. Padahal, memulai bisnis saat ini justru
menjanjikan. Begitu kata pakar pemasaran Rhenald Kasali, pembicara
pertama dalam Seminar Wirausaha Taklukkan Krisis! Gali Potensi Lokal
untuk Sukses Berwirausaha, yang digelar femina 18 April lalu di
Balai Kartini, Jakarta.
Namun, sukses berbisnis tentu tidak
datang dengan sendirinya. Piawai membaca keinginan konsumen yang selalu berubah
merupakan kunci penting memenangi pasar. Jadi, produk yang dijual harus
disesuaikan dengan selera dan tren yang ada. Dalam berjualan juga diperlukan
cara-cara baru, karena terjadi perubahan dalam cara-cara pembelian. Selain itu,
agar bisa bertahan, pengusaha harus bisa menekan struktur biaya produksi.
Sebab, kemugkinan sebagian bahan baku akan meningkat harganya. Misal dengan
mencari bahan baku lokal yang lebih murah tanpa menurunkan kualitas, serta
memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk.
Untuk sukses berbisnis, pengusaha
harus mampu bersahabat dengan ketidakpastian. Sebab dalam berbisnis, umumnya
orang selalu melihat untungnya lebih dulu. Padahal yang mesti dipikirkan adalah
risikonya. “Ketidakpastian itu akan makin bertambah jika Anda berbisnis di
bidang yang tidak Anda kenal,“ kata Rhenald. “Karena itu, bila ingin berbisnis
dengan risiko yang kecil, mulailah dari bidang yang Anda akrabi. Yang tak kalah
penting, tetaplah menyediakan ’payung cadangan’. Jangan jor-joran menghabiskan
uang Anda ke dalam satu usaha. Buatlah alternatif lain. Atau jika hanya punya
satu rumah, jangan digunakan untuk memulai bisnis Anda. (OTONG/12099955/12.5C.14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar