Banyak negosiasi dalam bisnis, seakan-akan terjadi dalam satu perspektif: WIN-LOSE. artinya, saya harus MENANG dan kamu harus KALAH. bila ditelisik lebih dalam, artinya adalah saya harus dapat apa yang saya inginkan, dan kamu tidak perlu dapat apa yang kamu butuhkan. padahal tidak cuma itu kemungkinannya, melainkan ada tiga : win-lose, lose-lose dan win-win. Yang terakhir ini yang harus menjadi tujuan anda selaku pebisnis.
Pertama, tentukan tujuan negosiasi anda. apakah sekedar mendapatkan suplai barang, atau harga termurah yang lebih penting? biasanya, setiap negosiator memiliki prioritas parameter/indikator, yang belum tentu sama antara satu dengan yang lain. tentu saja, negosiator dari pihak seller lebih mementingkan keuntungan jangka pendek, ketimbang kontinuitas pemesanan barang. akan tetapi, sebaliknya bagi pihak buyer, sebisa mungkin mendapatkan suplai dengan kualitas yang konstan.
Kedua, dari sini baru tentukan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang bisa anda pilih untuk memenuhi prioritas pertama dalam negosiasi anda. penjualan dalam skema paket mungkin lebih menguntungkan bagi para seller, ketimbang menjualnya secara satuan. itu contohnya. atau bagi buyer, tidak mempermasalahkan harga beli terlalu dalam, mengingat yang lebih penting adalah kualitas yang konstan dari tiap bahan baku yang dipesan.
Ketiga, yakini bahwa kompromi adalah jalan terbaik untuk mencapai negosiasi yang win-win. tidak hanya diyakini tentu saja, tapi juga terapkan keyakinan tersebut. tidak masalah merelakan prioritas kedua atau ketiga tidak terpenuhi dengan baik, selama bisa saling menguntungkan antar mitra bisnis.
Keempat, simpan kebencian anda pada seseorang. negosiasi berurusan dengan masalah yang harus diselesaikan, bukan dengan orang yang akan bernegosiasi dengan anda. karena itu, bawa selalu perasaan positif dalam tiap negosiasi anda.
Kelima, titik terpenting dalam negosiasi adalah titik awal pemberangkatan anda. pada harga berapa, atau pada kualitas bagaimana, anda pertama kali memberikan tawaran anda? baik anda sebagai seller atau buyer, titik pertama ini adalah yang terpenting, sebelum proses negosiasi mengerucut pada satu kesepakatan yang win-win.(WAHYU PAMBUDI/12099934/12.5D.14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar