Memiliki daya
saing yang tinggi, kini, bukan lagi sekedar kebutuhan, melainkan suatu
keharusan. Karena, tanpa daya saing yang tinggi, mustahil suatu bisnis dapat
bertahan, apalagi memenangkan persaingan. Tuntutannya menjadi sangat strategis,
terutama bila eksistensi bukan merupakan pilihan yang diambil, tetapi
memenangkan persaingan yang justru diharapkan untuk dicapai.yaitu:
1. Tentukan Brand dan Positioning
Produk. Brang dan positioning tersebut haruslah yang
sesuai dengan target market dan dapat mewakili karakteristik dari barang yang
diprduksi. Brand aksesori untuk remaja misalnya, tentunya harus dapat
mewakili jiwa dan cita rasa remaja.
2. Tentukan Lokasi Penjualan. Lokasi penjualan ditentukan oleh lokasi calon pembali. Calon pembeli harus mudah mencapai lokasi penjualan sehingga strategi pemasaran dapat berjalan dengan baik.
3. Dekati Calon Pembeli Dengan Perkenalan Brand dan Positioning Produk. Bisa dengan mengikuti event semacam bazaar, membuat website, menyebarkan flyers atau brosur, hingga membuat iklan dan memuatnya di media cetak maupun elektronik.
4. Buat Penawaran Menarik. Di bulan-bulan pertama sebaiknya dibuat beberapa penawaran yang dapat menarik minat calon pembali untuk mencoba menggunakan produk. Ubah penawaran pada waktu-waktu tertentu hingga posisi brand dan positioning kuat di benak calon pembeli. Saat brand dan positioning produk sudah mulai dikenal, bukan berarti keadaan sudah aman. Justru saat inilah kondisi mulai berbahaya karena pesaing pun sudah mulai mengenal Anda. Lalu apa yang harus Anda lakukan?
5. Network. Perluas jaringan dengan membuka hubungan. Misalnya dengan meminjamkan produk menjadi properti dalam majalah, mensponsori event yang sesuai dengan segmen konsumen, atau membuka lokasi penjualan baru. Dengan begitu, konsumen akan tambah mengenal produk Anda.
6. Mengembangkan Usaha. Jika di awal Anda merintis usaha, segmentasi target market Anda adalah remaja, Anda boleh saja merambah ke segmen wanita dewasa. Selama jenis usaha dan jenis produknya tidak jauh berbeda, Anda tinggal menyesuaikan strategi marketing yang sudah ada.
7. Kuatkan hati. Kerja keras dan Pantang Menyerah. Menjalankan usaha sendiri tentunya cukup melelahkan, menyita waktu dan pikiran. Sementara orang lain memperoleh penghasilan tetap setiap bulan, Anda harus memikirkan berbagai pengeluaran. Inilah seni dari menjalankan usaha sendiri. Kuatkan hati, kerja keras dan pantang menyerah.
8. Nama Brand Usaha. Last but no least, jangan pernah memilih nama brand yang sama persis dengan nama brand lain yang telah ada.
2. Tentukan Lokasi Penjualan. Lokasi penjualan ditentukan oleh lokasi calon pembali. Calon pembeli harus mudah mencapai lokasi penjualan sehingga strategi pemasaran dapat berjalan dengan baik.
3. Dekati Calon Pembeli Dengan Perkenalan Brand dan Positioning Produk. Bisa dengan mengikuti event semacam bazaar, membuat website, menyebarkan flyers atau brosur, hingga membuat iklan dan memuatnya di media cetak maupun elektronik.
4. Buat Penawaran Menarik. Di bulan-bulan pertama sebaiknya dibuat beberapa penawaran yang dapat menarik minat calon pembali untuk mencoba menggunakan produk. Ubah penawaran pada waktu-waktu tertentu hingga posisi brand dan positioning kuat di benak calon pembeli. Saat brand dan positioning produk sudah mulai dikenal, bukan berarti keadaan sudah aman. Justru saat inilah kondisi mulai berbahaya karena pesaing pun sudah mulai mengenal Anda. Lalu apa yang harus Anda lakukan?
5. Network. Perluas jaringan dengan membuka hubungan. Misalnya dengan meminjamkan produk menjadi properti dalam majalah, mensponsori event yang sesuai dengan segmen konsumen, atau membuka lokasi penjualan baru. Dengan begitu, konsumen akan tambah mengenal produk Anda.
6. Mengembangkan Usaha. Jika di awal Anda merintis usaha, segmentasi target market Anda adalah remaja, Anda boleh saja merambah ke segmen wanita dewasa. Selama jenis usaha dan jenis produknya tidak jauh berbeda, Anda tinggal menyesuaikan strategi marketing yang sudah ada.
7. Kuatkan hati. Kerja keras dan Pantang Menyerah. Menjalankan usaha sendiri tentunya cukup melelahkan, menyita waktu dan pikiran. Sementara orang lain memperoleh penghasilan tetap setiap bulan, Anda harus memikirkan berbagai pengeluaran. Inilah seni dari menjalankan usaha sendiri. Kuatkan hati, kerja keras dan pantang menyerah.
8. Nama Brand Usaha. Last but no least, jangan pernah memilih nama brand yang sama persis dengan nama brand lain yang telah ada.
Beberapa hal
penting, yang sekaligus menjadi kepentingan strategis bisnis, yang seharusnya
menjadi perhatian para pengelola bisnis, adalah: compliance management,
profitability management, process improvement, cost management, performance
improvement, dan business innovation . Karenanya, setiap perusahaan
yang membutuhkan dorongan untuk menyelaraskan bisnis dan TI, serta menerapkan
beberapa hal penting tersebut, seharusnya menerapkan metoda performance
management yang tepat, sehingga dapat mencapai keberhasilan yang optimal.
Performance
management , merupakan
suatu metodologi dan proses dalam mengelola performansi perusahaan dan proses
bisnisnya yang berguna untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Setidaknya, ada enam tantangan bisnis, yang sesungguhnya sangat penting untuk
diperhatikan agar bisnis dapat terus kompetitif.
Strategi
Keenam hal
itu, yang kami sebut sebagai “ 6 Strategi agar bisnis bisa bertahan”,
merupakan suatu “ business imperatives ” yang bersifat lintas fungsi dan
sekaligus membantu bagian keuangan, operasional dan organisasi TI agar dapat
lebih fokus dalam mengoptimalkan pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki
dan investasi yang ditanamkan. Bila keenam hal ini benar-benar diterapkan oleh
suatu perusahaan, maka perusahaan diperkirakan akan dapat membangun daya saing
bisnisnya secara lebih baik, terutama dalam menghadapi persaingan bisnis yang
sangat kompetitif, saat ini.
• Compliance
Management . Pemenuhan atas semua aturan atau regulasi akan memberikan
suatu tekanan baru untuk mencari metoda-metoda yang lebih baik, misalnya untuk
mengakses berbagai kebijakan dan proses, mulai dari bagian keuangan hingga
operasional. Penilaian terhadap pemenuhan regulasi itu ( compliance
assessment ) akan sangat membutuhkan sistem-sistem yang mengotomatisasikan review
dan analisis secara manual, dan proaktif dalam pemantauan berbagai kegiatan
dan proses bisnis, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya audit. Hubungan
yang efisien antara orang dan proses sangat perlu diterapkan dalam suatu
perusahaan, terutama untuk kepentingan pemenuhan regulasi, dan juga jika
menerapkan suatu sistem dan teknologi informasi yang baru.
• Profitability
Management. Dorongan untuk mengelola biaya dan mengoptimalkan pendapatan
akan lebih menajamkan fokus perhatian perusahaan terhadap peningkatan
profitabilitas di perusahaan secara keseluruhan. Pengaruh keuangan di luar
proses budgeting akan menciptakan suatu ketegasan baru dalam berbagai
bentuk profitabilitas, termasuk di dalamnya, keuntungan yang diperoleh dari
pelanggan, produk, operasi dan bagian keuangan. Karenanya,
perusahaan-perusahaan perlu mengembangkan suatu fondasi BI ( business intelligence
) yang kuat untuk mendukung berbagai aplikasi dan sistem, khususnya untuk
kepentingan profitability management .
• Process
Improvement. Perusahaan-perusahaan juga semakin dituntut untuk lebih fokus
dalam menilai dan meningkatan proses-proses operasional yang telah dimiliki,
sebelum Anda mengotomatisasikannya dengan menerapkan sistem ERP ( enterprise
resource planning ) atau CRM ( customer relationship management ).
Meski disadari, bahkan mengukur, memantau dan meningkatkan kinerja berbagai proses
bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi hal itu sangat penting
dalam penerapan performance management .
• Cost
Management. Menghindari dan mengurangi biaya agar dapat memenuhi
persyaratan keuangan dan perusahaan seharusnya menjadi bagian dari proses
operasional standar. Bisnis harus selaras dengan proses-proses operasional dan
mendukung peningkatan efisiensi. Untuk itu, TI harus terus-menerus melakukan
konsolidasi terhadap tawaran vendor agar dapat memenuhi tujuan-tujuan
pengelolaan biaya yang telah ditetapkan. Meningkatkan pemanfaatan investasi
yang telah dilakukan dalam CRM dan ERP dan juga melakukan penilaian dan
pengintegrasian semua aset data menjadi suatu informasi yang kontekstual,
relevan dan tepat. Hal ini, tentu, sangat penting dalam menjalankan performance
management .
• Performance
Improvement. Tujuan utama performance management adalah meningkatkan
hasil-hasil bisnis, namun kenyataannya tak banyak perusahaan yang benar-benar
telah menerapkan performance management proces s sebagai suatu bagian
penting dalam semua kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Melakukan penilaian dan
memperbaiki berbagai proses bisnis, sehingga dapat lebih efisien dan efektif,
sangat membutuhkan penyelarasan antara informasi dan sistem. Kurangnya dukungan
dalam menghubungkan antara strategi, perencanaan dan eksekusinya di hampir
semua perusahaan masih menjadi suatu kendala utama untuk merealisasikan
peningkatan performansi secara optimal.
• Business Innovation. Mentransformasikan atau menerapkan berbagai proses
bisnis yang inovatif, agar dapat lebih kompetitif, seharusnya lebih
diprioritaskan. Sayangnya, umumnya aset dan ide-ide di perusahaan tak
dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai ( value ) perusahaan. Karenanya,
pengelolaan berbagai proses bisnis harus dioptimalkan untuk bagaimana
memanfaatkan TI dan sistem informasi untuk memunculkan berbagai inovasi bisnis
yang baru, dan harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap
perusahaan. Salah satu peluang terbesar yang belum banyak dimanfaatkan adalah
bagaimana meningkatkan ide-ide dan pengetahuan untuk mentransformasikan
berbagai proses bisnis ke dalam suatu inovasi yang terus menerus dilakukan. (TATA WIJAYA/12115222/12.1B.24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar