Selasa, 24 April 2012

Menumbuhkan Minat Wirausaha

KEWIRAUSAAN atau “entrepreneurship” makin dirasakan urgensinya saat ini sebagai “the backbone of economy”, atau tulang punggung perekonomian suatu bangsa. Hal ini tak lepas dari fakta bahwa sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan. Tanpa adanya mental kewirausahaan pada diri seseorang atau suatu bangsa, maka segala potensi, sumber energi, komoditi dan mineral yang melimpah tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat.

              Di Indonesia, jumlah pelaku wirausaha saat ini masih relatif minim. Dari populasi yang mencapai sekitar 240 juta penduduk, porsi pelaku wirausaha hanya sekitar 0,2%, sedangkan jumlah wirausaha yang ideal untuk menggerakkan perekonomian suatu negara itu minimal 2% dari total jumlah penduduk. Sementara itu, kemiskinan dan pengangguran masih menjadi fakta tak terbantahkan yang masih melingkupi sebagian besar rakyat Indonesia

           Dalam isu kewirausahaan golongan pemuda perlu memperoleh perhatian khusus. Selain sebagai nafas zaman, kaum mudalah yang senatiasa menjadi incaran pemasaran sebagai segmen pasar potensial. Posisi pemuda juga strategis dan khas secara budaya dan kondisi fisik serta emosional. Para pemudalah juga yang nanti mengalami persoalan besar sebagai pembayar hutang bangsa, menghadapi persaingan global, serta paradigma kehidupan yang baru.

Sayangnya, pilihan menjadi wirausaha ini belum begitu banyak tumbuh di kalangan generasi muda. Membludaknya pendaftar CPNS, mental menjadi selebritis dadakan atau politisi karbitan menunjukkan masih rendahnya karakter mental kewirausahaan pemuda kita. Tampak masih sangat kuat mental ambtenar, yaitu mengharapkan output pendidikan sebagai pekerja dalam diri generasi muda karena menganggap pegawai negeri memiliki status sosial yang cukup tinggi dan disegani.

Membangun karakter mental kewirausahaan pemuda memang tidaklah mudah. Selain kesadaran pemuda, dukungan keluarga, lingkungan yang kondusif serta peran pemerintah dan pihak lainnya sangat dibutuhkan. Hal ini karena entrepreneurship sesungguhnya tak sebatas profesi, namun lebih berkaitan dengan mindset dan mental seseorang yang dibutuhkan di beragam bidang kehidupan.

Entrepreneurship membutuhkan kemampuan mengolah kesempatan, tantangan, dan resiko dalam tindakan nyata. Entrepreneurship butuh proses yang akan lahir seiring dengan pengalaman, eksperimen, informasi berbagai sumber, dan tidak sebatas pada pendidikan di sekolah. Seorang entrepreneurship membutuhkan mental dan semangat yang tinggi karena dihadapkan pada ketidakpastian. Mereka yang berhasil sebagai entrepreneurship adalah mereka yang mampu mengubah ketidakpastian menjadi kemungkinan dan mengubah kemungkinan menjadi kepastian.

Entrepreneurship merupakan nilai dari suatu generasi. Tanpa entrepreneur maka suatu generasi akan kehilangan esensinya. Karena itu saatnya kita melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda melalui pengembangan mental kewirausahaan. Alumni perguruan tinggi harus didorong supaya berinisiatif menciptakan lapangan kerja. Demikian juga diperlukan dorongan lingkungan keluarga dimana para orang tua berani untuk mengarahkan anaknya meninggalkan “zona nyaman” dan berani untuk berkarya, berkreasi dan menciptakan nilai baru yang bermanfaat.

1. Karakteristik Wirausaha
Karakteristik yang dimaksud dalam konteks materi disini (wirausaha) adalah sesuatu yang berhubungan dengan cirikhas, watak, perilaku tabiat, sikap seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Menurut Geoffrey G. Meredith dalam bukunya “Kewirausahaan”, ciri-ciri profil wirausaha adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri :
-. Percaya diri
-. Berorientasikan tugas dan hasil
-. Pengambil resiko
-. Kepemimpinan
-. Keorisinilan
-. Berorientasi ke masa depan
Watak :
-. Keyakinan, ketidaktergantungan, induviduali-tas, optimisme.
-. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitic, inisiatif.
-. Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan.
-. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran saran dan kritik.
-. Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
-. Pandangan ke depan, perseptis.

2. Falsafah wirausaha
Sebagai bagian dari kekhasan wirausaha, berikut ini dikemukakan falsafah dari profil falsafah wirausaha yaitu :
  • Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup harus banyak belajar tentang dirinya sendiri.
  • Kegagalan usaha harus diterma sebagai pengalaman.
  • Kekuatan berusaha datangnya dari tindakannya sendiri bukan dari tindakan orang lain.
  • Risiko kegagalan selalu ada, tapi para wirausahawan harus menerimanya dan bertanggung jawab.
  • Adanya keberhasilan berusaha, setelah mengalami kegagalan.
  • Wirausahawan yang menghindari risiko rendah tidak ada tantangan dan menjauhi risiko tinggi karena ingin berhasil.
  • Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausahawan adalah adanya sikap positif.
  • Prestasi total sebuah bisnis, terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausahawan.
  • Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
  • Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelamahan diri sendiri. 
  • (Ma’mun/12.1B.14/12120219)

Tidak ada komentar: