Dalam situasi pasar yang kompetitif, inovasi mendapat kedudukan yang
terhormat. Agar dapat bertahan dan menang, perusahaan mengandalkan
inovasi, yang dapat berupa inovasi produk, inovasi layanan, inovasi
sistem, dan berbagai inovasi lainnya. Terkadang inovasi memang
membutuhkan teknologi yang tinggi, dan dibutuhkan orang yang pintar agar
dapat menelurkan produk-produk inovatif.
Lingkungan bisnis TI,
telekomunikasi, otomotif, dan sejenisnya memang membutuhkan kepintaran
ekstra untuk melakukan inovasi. Tetapi sering pula inovasi bercerita
tentang hal-hal yang sangat sederhana. Post-It yang legendaris bukanlah
hal yang rumit. Banyak inovasi yang sebenarnya bukan menjadikan tambah
canggih, tetapi menjadi makin sederhana. Karena tujuan inovasi adalah
membuat hidup lebih mudah. Ketika Kodak menguasai dunia dengan kamera
yang serba canggih untuk para profesional, Canon justru mengeluarkan
kamera kompak untuk orang amatiran. Lantas dari mana datangnya inovasi?
Kreativitas.
Kreativitas bukan hanya dibutuhkan untuk inovasi
yang sifatnya breakthrough saja, tapi juga perbaikan yang
berkesinambungan seperti dalam konsep Kaizen. Bagi seorang karyawan,
kreativitas dapat membantu meningkatkan kemampuan melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan dan kesuksesan dalam karier atau pekerjaan.
Karyawan yang kreatif akan selalu hadir dengan gagasan-gagasan baru agar
ia dan juga perusahaan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan lebih
efektif dan efisien.
Masih banyak yang berpikir bahwa kreativitas
bukanlah hal yang terlalu penting bagi mereka. Mereka mengasosiasikan
kreativitas yang tinggi hanya diperlukan untuk bagian-bagian tertentu
organisasi, sementara bagian-bagian lainnya tidak memerlukannya.
Misalnya, orang-orang yang bekerja di bagian pemasaran, penjualan,
desain, atau pengembangan produk sajalah yang memerlukan kreativitas
yang tinggi. Bagian-bagian yang lain, seperti akuntansi atau
administrasi tidak memerlukan kreativitas yang tinggi.
Benarkah
demikian? Bukankah sebuah perusahaan dituntut untuk selalu mampu
menciptakan ide-ide baru dan juga cara-cara baru untuk melakukan segala
sesuatunya lebih baik? Dengan demikian kondisi ini menuntut karyawan
yang selalu siap dengan ide-ide baru. Bukankah sistem akuntansi dan
administrasi perusahaan juga perlu secara berkala diperbarui agar dapat
secara optimal mendukung aktivitas operasional perusahaan? Berarti
kreativitas diperlukan di semua sudut perusahaan.
Kreativitas
yang tinggi menjadikan posisi tawar menawar meningkat, yang amat
mendukung lancarnya karier. Tetapi ingat, kreativitas bukanlah sesuatu
yang netral, dan harus diletakkan dalam konteks tertentu. Kreatif dalam
konteks pekerjaan berarti melakukan sesuatu yang baru untuk memberi
nilai tambah bagi perusahaan. Ini dapat berarti pendekatan baru terhadap
misalnya efisiensi produksi, mengelola dinamika karyawan, dan pelayanan
kepada pelanggan. Karena tidak jarang pula ada kreativitas yang tidak
memberi nilai tambah bagi pelanggan.
Mitos yang menyatakan bahwa
kreativitas hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, adalah keliru.
Sebaliknya kreativitas dapat ditumbuhkembangkan pada setiap orang
melalui proses yang sifatnya bertahap. Sebuah penelitian menunjukkan,
pemimpin yang memberikan stimulasi intelektual dan mendorong bawahannya
untuk berpikir lebih terbuka dapat meningkatkan kreativitas bawahannya.
Kreativitas juga dapat ditumbuhkan melalui pelaksanaan tugas yang
dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Kerjasama dengan orang lain
dalam sebuah tim, terutama yang memiliki latar belakang yang beragam,
dapat mendorong kreativitas.
Kreativitas berarti keberanian untuk
mengambil risiko, karena mencoba hal-hal baru yang belum pernah
dilakukan sebelumnya dan hasilnya belum pasti. Tentu lebih aman jika
memakai metode lama yang hasilnya sudah teruji. Ini berarti harus lebih
berani melakukan kekeliruan secara berlebihan. Tentu saja harus
mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi dengan cermat terlebih
dahulu.
Agar kreativitas meningkat, kita harus rajin mempelajari
hal-hal baru. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca,
berdiskusi, atau bergabung dengan milis atau asosiasi profesi. Tidak
jarang solusi untuk memecahkan suatu masalah terinspirasi dari hal-hal
yang baru dipelajari tersebut. Tidak ada salahnya pula jika seorang
karyawan bergabung dengan bagian lain yang berbeda dengan latar belakang
yang dimilikinya. Misalnya orang produksi yang bergabung di bagian
pemasaran agar memperluas wawasannya dan mendapatkan ide-ide baru.
Terdapat
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu tumbuh dan
berkembangnya kreativitas di tempat kerja. Para karyawan dapat didorong
untuk mengemukakan ide-ide perbaikan bagi perusahaan. Banyak karyawan
yang sebenarnya penuh dengan ide-ide kreatif takut mengemukakan idenya
karena kuatir tidak diterima atau bahkan dianggap tidak masuk akal.
Tentu lingkungan sangat mempengaruhi, jika lingkungan terbuka dapat
lebih memancing kreativitas. Lantas, jika menghadapi masalah ini langkah
apa yang mesh dilakukan? Kemaslah ide dengan sangat menarik. Tentu ini
membutuhkan kompetensi untuk mempersuasi.
Banyak sekali ide baru
yang pada mulanya kelihatan tidak biasa bagi kebanyakan orang ternyata
di kemudian hari dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dalam
meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Leonardo Da Vinci adalah sosok
orang yang kreatif, yang pada jamannya mungkin dianggap jago mengkhayal.
Namun khayalannya pada saat ini banyak yang menjadi kenyataaan. Ide-ide
ini hanya dapat muncul dari orang-orang kreatif yang memang secara
terus-menerus mau mempelajari hal-hal baru dan tidak mudah menyerah oleh
kesulitan yang dihadapi. Sudah siapkah Anda menjadi orang kreatif?
(*/Disarikan dari artikel Dr. AB Susanto, Managing Partner The Jakarta
Consulting Group)
(RUDI NASRUL/12121639/12.1C.24)
http://www.ciputraentrepreneurship.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar