Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk
memperoleh pendapatan/penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa tertentu. Adapun
proses akuntansi yang terjadi pada perusahaan jasa dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Tahap pertama adalah tahap pengidentifikasian yaitu mengidentifikasi transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan. Selanjutnya tahap kedua adalah tahap pencatatan yaitu mencatat semua bukti-bukti transaksi yang telah dianalisis ke dalam jurnal umum. Setelah selesai, tahap berikutnya adalah tahap penggolongan yaitu menggolongkan dan memposting pos-pos jurnal ke akun masing-masing dalam buku besar untuk menghitung jumlah/nilai dari tiap-tiap jenis akun.
(Faishal Hanif/12116256/12.1B.14)
Tahap pertama adalah tahap pengidentifikasian yaitu mengidentifikasi transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan. Selanjutnya tahap kedua adalah tahap pencatatan yaitu mencatat semua bukti-bukti transaksi yang telah dianalisis ke dalam jurnal umum. Setelah selesai, tahap berikutnya adalah tahap penggolongan yaitu menggolongkan dan memposting pos-pos jurnal ke akun masing-masing dalam buku besar untuk menghitung jumlah/nilai dari tiap-tiap jenis akun.
Pada akhir
periode, memasuki tahap pengikhtisaran, saldo akun-akun dalam buku besar
disusun dalam suatu daftar yang disebut neraca saldo guna memeriksa
keseimbangan antara jumlah saldo debet dan saldo kredit akun-akun buku besar.
Neraca saldo ini juga mengawali penyusunan neraca lajur. Saldo-saldo akun yang
desusun dalam neraca saldo tadi masih bersifat sementara, karena belum
menunjukkan saldo yang sesungguhnya. Agar saldo menunjukkan saldo yang
sesungguhnya, maka perlu penyesuaian dengan berdasar pada informasi pada akhir
periode. Dengan penyesuaian ini akan memberikan gambaran jumlah pendapatan dan
beban selama satu periode dan saldo harta dan hutang yang sesungguhnya pada
akhir periode.
Berdasarkan neraca saldo dan penyesuaian itu, diselesaikanlah neraca lajur yang merupakan konsep untuk membantu mempermudah penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur ini memuat lajur: Neraca saldo, Penyesuaian, Ikhtisar Rugi Laba dan Neraca.
Berdasarkan neraca saldo dan penyesuaian itu, diselesaikanlah neraca lajur yang merupakan konsep untuk membantu mempermudah penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur ini memuat lajur: Neraca saldo, Penyesuaian, Ikhtisar Rugi Laba dan Neraca.
Lajur
ikhtisar rugi laba diisi dari neraca saldo disesuaikan, khusus akun nominal
atau akun pendapatan dan beban. Setelah itu, lajur debet dan kredit
dijumlahkan. Jika debet lebih besar daripada jumlah kredit, maka selisihnya
disebut saldo rugi, dan sebaliknya. Saldo rugi bersifat mengurangi modal
sedangkan saldo laba akan menambah modal. Dalam lajur neraca diisi dari angka
neraca saldo disesuaikan, khusus akun harta, utang dan modal. Apabila lajur
debet dan kredit dijumlahkan dan ditambah pindahan saldo rugi/ laba, maka
jumlah debet dan kredit kolom neraca sama. Akun pendapatan, beban dan prive
merupakan akun nominal atau sementara, sehingga harus dipindahkan kea kun modal
melalui ikhtisar rugi laba ke dalam jurnal penutup, sehingga akun yang bersifat
sementara tadi akan bersaldo nol. Setelah itu, untuk memeriksa keseimbangan
jumlah saldo debet dan kredit akun-akun buku besar setelah penutupan, maka
disusunlah neraca saldo setelah penutupan yang berisi akun-akun riil saja
(harta, utang dan modal ).
Tahap akhir dari proses akuntansi adalah tahap pelaporan, yaitu menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan Rugi Laba, laporan Perubahan modal dan Laporan Neraca, yang diambil berdasarkan neraca lajur. Pada awal periode perlu diperiksa akun-akun yang tidak disusun secara proses akuntansi berlangsung, tetapi muncul
Tahap akhir dari proses akuntansi adalah tahap pelaporan, yaitu menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan Rugi Laba, laporan Perubahan modal dan Laporan Neraca, yang diambil berdasarkan neraca lajur. Pada awal periode perlu diperiksa akun-akun yang tidak disusun secara proses akuntansi berlangsung, tetapi muncul
pada saat penyesuaian. Untuk menjaga konsistensi
tekhnik pembukuan dan menghindari kemungkinan kesalahan, maka akun-akun ini
perlu dihapuskan dan menghidupkan kembali akun yang dipakai dalam proses
pencatatan. Proses ini dicatat dalam jurnal pembalik dengan cara mencatat balik
penyesuaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar