Strategi agar bisnis bisa bertahan
Pebisnis yang
tangguh, adalah pebisnis yang mampu bertahan dan bangkit lagi dalam situasi
tersulit sekalipun. Situasi tersulit karena dapat saja bisnis bangkrut yang
disebabkan oleh salah urus/salah manajemen, ditipu mitra, ditipu karyawan,
menurunnya daya beli, tertinggal tren bisnis, atau karena sebab lain, seperti
bencana alam dan kebakaran, dll.
Semua pebisnis memiliki peluang yang sama untuk sukses.
Tetapi semua juga berpeluang mengenyam ‘kegagalan’. Sebagian besar pebisnis
yang mampu bertahan adalah yang mampu bangkit dan beradaptasi dengan situasi
terbaru yang terjadi setiap saat.
Seorang pebisnis ‘dilarang’ sombong dan meng’aku’kan dirinya,
karena cobaan terhadap bisnisnya dapat datang setiap saat. Karena itu, filosofi
pebisnis sukses adalah melayani, memberi, berlapang dada, serta sabar dan
tekun. Baginya, semua itu adalah bagian dari sisi kehidupan seorang pebisnis.
Asto Waluyo dan Ari Kuntari, suami istri, keduanya adalah
pebisnis dari Purwokerto. Kepada Majalah Wirausaha dan Keuangan, mereka berbagi
pengalaman tentang bagaimana bangkit dari keterpurukan, dan percaya diri
menghadapi tantangan baru yang datang.
“Usai menikah, kami membangun bisnis bersama istri. Usaha
kami maju, dengan mendirikan beberapa cabang usaha di beberapa daerah. Bahkan
kami juga mampu mendirikan beberapa usaha lagi hingga melakukan ekspansi ke
Jakarta. Hingga akhirnya cobaan itu datang,” cetus Asto Waluyo, yang kini
sering berbagi pengalaman bisnis di berbagai seminar tentang kewirausahaan ini.
Asto mencoba merunut, beberapa kejadian yang membuat usahanya
goyah, yaitu saat para karyawan dan orang-orang kepercayaan meninggalkannya
karena suatu hal.
“Suatu saat karyawan saya yang ada di Jakarta melakukan
demonstrasi besar-besaran. Terjadi salah komunikasi. Hal ini membuat manajemen
kantor cabang, termasuk kantor di Tegal, Purbalingga, dan cabang lainnya,
terpengaruh. Tidak tanggung-tanggung, lima orang manajer, dan semua karyawan
semuanya keluar, hanya tersisa satu orang,” kenangnya.
Hal ini
yang membuat dirinya, harus bekerja dari nol lagi dan merajut kembali pekerjaan
yang selama ini dipercayakan kepada stafnya. Namun ujian tidak berhenti sampai
di sini. Beratnya masalah yang harus diselesaikan, membuat istrinya, Ari
Kuntari, terserang kanker tiroid, dan berjuang dengan penyakitnya.
Asto tidak menyerah. Kehadirannya di Jakarta untuk mengikuti
tender proyek pelatihan tidak menyurutkannya untuk pulang. Selain harus
berjuang untuk menegakkan kembali usahanya yang runtuh, memikirkan kesehatan
istrinya yang sedang ‘jatuh’, Asto juga masih harus menepis isu-isu
mengenai kebangrutan bisnisnya di hadapan klien-kliennya, kampanye hitam yang
dihempuskan oleh mantan karyawannya yang memiliki usaha sejenis, dan ikut serta
dalam tender-tender yang juga diikutinya.
“Mereka sengaja menjatuhkan saya dan perusahaan saya di depan
klien-klien saya, di mana mereka juga memperebutkan pekerjaan dari klien-klien
saya sebelumnya. Hal itu tidak terlalu saya hiraukan. Saya tetap bertindak
professional, dan senang mereka dapat membuat bisnis sendiri yang saya ajarkan
sebelumnya. Dan mereka tidak harus selalu mengabdi kepada kita bukan,”
pungkasnya.
Pengalaman jatuh bangun membangun bisnis, hingga mampu
mendirikan usaha tak kurang dari 15 unit usaha selama 18 tahun ini kini ia
tuangkan dalam sebuah buku yang diberi judul Indahnya Bisnis Suami Istri, Kisah
Sukses dan Kiat Membangun Bisnis Bersama Pasangan.
Melalui Stamco
Consulting, Asto dan Ari Kuntari terus menularkan pengalamannya agar setiap
pebisnis mampu menghadapi setiap perubahan, dan dapat bangkit dan tegak lagi
jika didera berbagai kesulitan. Nama :ABDUL ROSYID
Kelas :12.1E.24
Nim :12116061
Tidak ada komentar:
Posting Komentar