1. Kualitas Informasi Kualitas
informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 hal pokok, yaitu relevancy,
accuracy dan timelinness.
A. Relevansi (relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi
pemakainya. Pengukuran nilai relevansi, akan terlihat dari jawaban atas
pertanyaan “how is the message used for problem solving (decision
masking)?” Informasi akan relevan jika memberikan manfaat bagi
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang
lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai hasil penjualan barang mingguan
kurang relevan jika ditujukan pada manajer teknik, tetapi akan sangat relevan
bila
disampaikan pada manajer pemasaran.
|
B. Akurasi (accuracy)
Sebuah informasi dapat dikatakan akurat jika informasi tersebut tidak bisa
atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan
maksudnya. Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber
informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau
merubah data-data asli tersebut. Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap
keakuratan sebuah informasi antara lain adalah :
Kelengkapan
(completeness) informasi.
“Are necessary message items present ?” Informasi yang komplet, berarti informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang
dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan atau
menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh
terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan
baik
Kebenaran
(correctness) informasi.
“Are message items correct ?”
Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah
jika sebuah informasi menunjukkan total nilai gaji yang harus dibayarkan
pada seorang pegawai, maka informasi tersebut haruslah sudah benar dan memuat
perhitungan-perhitungan matematis yang ada di dalam prosesnya seperti
perhitungan tunjangan, perhitungan potongan dan sebagainya.
Keamanan
(security) informasi.
Keamanan sebuah
informasi, tergambar dari jawaban atas pertanyaan “Did the message reach all
or only the intended systems users ? “
C. Tepat waktu (timeliness)
“How quickly is input transformed to correct output?” Bahwa informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data,
datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan
mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan dapat menimbulkan kesalahan dalam tindakan yang akan
diambil. Kebutuhan akan tepat waktunya sebuah informasi iulah yang pada
akhirnya akan menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi. Hal itu dapat
dipahami karena kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi
tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru.
2. Nilai Informasi
Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berati bahwa
bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan.
Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai
keputusan strategis jangka panjang. Jogiyanto
(2000: 11) Parameter untuk
mengukur nilai sebuah informasi tersebut, ditentukan dari dua hal pokok yaitu
Manfaat (benefit) dan Biaya (cost). Suatu informasi dikatakan
bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk
mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir
keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai
efektivitasnya.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa
informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya
digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak mungkin atau sulit untuk menghubungkan
antara informasi tentang suatu masalah dengan biaya untuk memperolehnya, karena
sebagian besar informasi digunakan tidak hanya oleh satu pihak saja di dalam
perusahaan.
Nilai informasi biasanya dihubungkan
dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Nilai informasi ini
didasarkan atas sepuluh sifat, yaitu :
(1) Mudah diperoleh,
(2) Luas dan lengkap,
(3) Ketelitian,
(4) Kecocokan,
(5) Ketepatan waktu,
|
(6) Kejelasan,
(7) Keluwesan,
(8) Dapat dibuktikan,
(9) Tidak ada prasangka dan
(10) Dapat diukur.
|
Namun demikian informasi yang sempurna mungkin
memang tidak ada. Dalam hal-hal demikian, perkiraan-perkiraan hasil sebelumnya
mungkin dipengaruhi oleh informasi tambahan, meskipun informasi tersebut tidak
memberikan kepastian. Informasi yang tidak sempurna sesungguhnya
merupakan informasi dari uji petik (sampling).
Informasi
ini tidak sempurna karena lebih banyak mengandung perkiraan dan bukan
suatu hal yang pasti. Informasi hanya bernilai bagi mereka
yang memiliki latar belakang pengetahuan untuk menggunakannya dalam sebuah
keputusan. Orang yang paling teliti biasanya menggunakan informasi secara
paling efektif tetapi mungkin membutuhkan lebih sedikit informasi.
Nilai informasi dapat berupa:
1. Nilai Ekspektasi
Informasi Sempurna (NEIS) adalah Informasi yang dapat menghilangkan seluruh
ketidakpastian yang melingkupi hasil kejadian tersebut.
2. Nilai Ekspektasi Informasi Tidak Sempurna
(NEITS) adalah pada umumnya informasi yang kita dapat tidaklah 100% sempurna.
Ketidaksempurnaan informasi ini biasanya dinyatakan dalam tingkat keandalan.(NURHAMIDAH ROHIMAH/12.3F.14/12127278)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar