Banyak
sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen
yang ada. Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya
adalah:
1.
Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan/Decision-Support Systems (DSS).
2.
Sistem Kelompok Pendukung
Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS).
3.
Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS).
1.
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan – Decision
Support Systems (DSS)
Sistem
pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer
yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan
model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini
membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model
dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan
tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful)
yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki
kemampuan tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata lain, DSS
menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan
komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS
diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas
kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam
pengambilan keputusannya.
Dalam
suatu penelitiannya Steven S. Alter mengembangkan satu taksonomi dari enam
jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis
tersebut tampak pada gambar berikut :
Jenis
DSS yang memberikan dukungan paling sedikit adalah jenis yang memungkinkan
manajer mengambil hanya sebagian kecil informasi (unsur-unsur informasi)
seperti terlihat pada kolom 1 gambar di atas. Manajer dalam hal ini dapat
bertanya pada database untuk mendapatkan angka/jumlah tingkat penyerapan
anggaran pada satu satker dibawah lingkup kerjanya.
Jenis
DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan baginya
menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada
unit-unit lain yang terkait. Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang
disiapkan dari file gaji.
Dukungan
yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan total penyerapan
anggaran biaya pegawai dan tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang diolah
dari berbagai file sistem penggajian.
Ada
dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven DSS. Jenis
DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari
sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan
langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari
divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan
berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan
tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.
Jenis
DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau
tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses
pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan
informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang
besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk
memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari
sistem informasi organisasi yang ada.
2.
Sistem
Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan - Group Decision Support
Systems (GDSS)
GDSS
merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian
solusi oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya
tidak terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas
dan efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang
(kelompok orang). Permasalahan yang perlu digarisbawahi untuk pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang antara lain adalah banyaknya
para pengambil keputusan, waktu yang harus dialokasikan, dan meningkatnya
peserta yang ada. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan masalah dengan
menyediakan suatupengaturan yang mendukung komunikasi bagi anggota yang
tergabung dalam kelompok. Gambar 3-4 di bawah ini menunjukkan empat kemungkinan
pengaturan GDSS yang didasarkan pada ukuran kelompok dan lokasi para
anggotanya.
Penggunaan
GDSS mampu untuk mengatasi berbagai masalah atau potensi masalah yang mungkin
akan timbul. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan GDSS ini,
antara lain adalah:
-
Meningkatkan perencanaan awal, yaitu
untuk membuat diskusi atau pertemuan menjadi lebih efektif dan efisien.
-
Meningkatkan partisipasi, sehingga
setiap peserta dari berbagai latar belakang dapat memberikan kontribusinya
dengan optimal.
-
Menciptakan iklim yang lebih terbuka
dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat pihak yang tingkatannya lebih rendah
merasa takut dan terancam. Dan juga tidak membuat pihak yang tingkatannya lebih
tinggi mendominasi jalannya suatu rapat, pertemuan/meeting.
-
Setiap ide yang ditawarkan bebas
dari kritik, memungkinkan peserta rapat, pertemuan/meeting mengkontribusikan
ide atau pendapatnya tanpa takut untuk dikritik.
-
Evaluasi yang objektif, menciptakan
atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi secara objektif dan tidak memandang
siapa yang memberikan ide tersebut.
-
Menghasilkan ide organisasi, yaitu
bagaimana tetap memfokuskan pada tujuan rapat, pertemuan/meeting, mencari cara
yang paling efisien untuk mengorganisir ide yang dihasilkan dalam sesi
brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam batasan waktu yang paling sesuai.
3.
Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support Systems (ESS)
Dalam
sistem pendukung pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support
system (ESS) sering dipertukarkan dengan executive information system (EIS).
Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan
sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan informasi
eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan
manajamen. Di sisi lain, ESS adalah sistem pendukung komprehensif yang
mempunyai kemampuan lebih dari EIS. ESS menyangkut juga sistem komunikasi,
otomatisasi kantor, dukungan analisis, dan intelejensia.
ESS
dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu organisasi;
melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang akrab
di pengguna, sesuai dengan tipe keputusan individu, menyajikan penelusuran dan
pengendalian yang tepat waktu dan efektif; menyajikan akses cepat atas
informasi rinci dengan teks, angka, atau grafik; mengindentifikasikan masalah;
serta menyaring, mengkompres, dan melacak data dan informasi kritikal.
Karakteristik
utama yang dimiliki ESS adalah kemampuan melihat rincian, menginformasikan
faktor keberhasilan kritikal (critical success factors), akses status,
analisis, pelaporan eksepsi (exception reporting), penggunaan warna, navigasi
informasi, dan komunikasi.
4.
Sistem
Pakar - Expert Systems (ES)
Para
ahli atau pakar biasanya memiliki pengetahuan (knowledge) dan pengalaman khusus
untuk masalah tertentu. Mereka paham betul alternatif pemecahan, kemungkinan
keberhasilannya, serta keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul. Mereka
biasanya digunakan oleh instansi untuk memberi nasehat atas masalah tertentu,
seperti pada Departemen Pertahanan masalah pembelian peralatan militer yang
teknologinya canggih, penyelesaian tuntutan pembubaran Bisnis TNI,
perampingan/reorganisasi departemen, dan strategikomunikasi dengan media massa.
Makin tidak terstruktur masalahnya, makin spesialis nasehat yang dibutuhkan
dari mereka.
Expert
systems (ES) mencoba untuk meniru pengetahuan pakar tersebut. Sistem ini
biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu
masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan
atau mengambil keputusan atas suatu masalah spesifik atau terbatas, yang
kemampuan pemecahannya dapat sama atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang
pakar.
ES
bisa dibagi dalam dua bagian: lingkungan pengembangan (development environment)
dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan
digunakan oleh pengembang ES untuk membangun komponen komponen ES dan
menempatkan pengetahuan (knowledge) pada basis pengetahuan (knowledge base).
Lingkungan konsultansi digunakan oleh non-pakar untuk memperoleh pengetahuan
dan nasehat para pakar yang disimpan di sistem.
Tiga
komponen utama yang biasanya ada dalam ES adalah basis pengetahuan, mesin
inferensi (inference engine), dan tampilan pengguna (user interface). Ibrahim Huntoyungo