Jumat, 30 Mei 2014

Sistem Pertanggung Jawaban Akuntansi



Sistem akuntansi pertanggungjawaban memiliki definisi yaitu sebuah sistem yang mengukur perencanaan (anggaran) dan pelaksanaan (hasil aktual) dari tiap - tiap pusat pertanggungjawaban. Dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengakumulasikan dan melaporkan biaya serta mengukur hasil dari tiap tingkatan pusat pertanggungjawaban, sehingga apabila terjadi penyimpangan maka dapat ditelusuri apa penyebab dan siapa penanggung jawabnya.
Karakteristik dari sistem pertanggungjawaban akuntansi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Adanya pembagian level atau kelas dari masing-masing pusat pertanggungjawaban.
2. Penerapan standar untuk mengukur kinerja manajer.
3. Adanya penghargaan dan hukuman kepada manajer dari tingkatan manajemen yang lebih tinggi atas kinerja dari manajer tersebut.
4. Laporan-laporan tentang anggaran, pelaksanaan dan hasil dari tiap-tiap tingkatan pusat pertanggungjawaban.
Suatu wewenang mengalir dari tingkat manajer atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab mengalir sebaliknya. Informasi akuntansi yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang itulah yag disebut dengan sistem pertanggungjawaban akuntansi.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban ini dipakai untuk menghimpun informasi kinerja berdasarkan segmen dan melaporkan hasil-hasil dari manajer-manajer yang bertanggung jawab. Maka dari itu, sistem akuntansi pertanggungjawaban mestilah disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik dan kondisi operasi perusahaan sehingga pelaporan kinerja semua pos finansial yang dipertimbangkan bisa dicapai oleh pusat-pusat pertanggungjawaban (segmen bisnis) di dalam organisasi.
 Sistem akuntansi pertanggungjawaban tidak hanya sekedar mengkehendaki bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya dengan biaya yang efisien, mengarahkan pengeluaran biaya sesuai dengan rencana, dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja setiap pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban melibatkan suatu arus berkesinambungan informasi yang berkaitan dengan arus berkelanjutan dari masukan-masukan kedalam, dan keluaran-keluaran dari suatu pusat pertanggungjawaban perusahaan.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban ini didukung oleh empat elemen penting: 
1. Membebankan tanggung jawab                                                                                 
2. Menentukan ukuran kinerja (benchmark) 
3. Mengevaluasi kinerja 
4. Memberikan reward (penghargaan)
Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi perilaku sehingga inisiatif individu dan organisasional sejalan untuk mencapai suatu tujuan umum atau berbagai tujuan.
Fungsi dan aktifitas sistem akuntansi pertanggungjawaban
Sistem akuntansi pertanggung jawaban untuk suatu lingkungan yang stabil dihubungkan dengan akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan fungsi. Sistem akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan fungsi menugaskan tanggung jawab pada unit organisasional dan menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan. Akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktifitas di lain pihak adalah sistem akuntansi pertanggung jawaban yang dikembangkan bagi para perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang terus menerus menurut perbaikan. Akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktifitas menempatkan tanggung jawab pada proses dan menggunakan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan.
Ø  Menugaskan tanggung jawab. Menyatakan bahwa akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan fungsi terfokus pada fungsi unit organisasional dan individu. Pertama, suatu pusat tanggung jawab diidentifikasikan. Pusat ini secara khas adalah suatu unit organisasional seperti suatu devisi, pabrik, departemen, atau limit produksi.
Ø  Perbaikan proses. Mengacu pada peningkatan dan kenaikan konstan dalam efisiensi proses yang sudah ada.
Ø  Inovasi proses (rekayasa ulang bisnis) mengacu pada kinerja proses dalam suatu cara baru yang radikal dengan tujuan pencapaian perbaikan dramatis dalam hal waktu, kualitas, dan efisiensi.
Ø  Pembuatan proses. Mengacu pada instalasi suatu proses baru secara keseluruhan dengan tujuan memenuhi tujuan pelanggan dan keuangan.
Ø  Penetapan ukuran kinerja. Ukuran kinerja harus diidentifikasi dan standart dibuat untuk menjadi kriteria pengukuran kinerja.
Ø  Pengukuran kinerja. Dalam kerangka kerja berdasarkan fungsi, kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang dianggarkan.
Ø  Pemberian penghargaan. Dalam kedua sistem, para individu diberi penghargaan atau hukuman menurut aturan dan kebijakan manajemen yang lebih tinggi. Victoria Alexandra

Tidak ada komentar: