Kamis, 25 September 2014

Tak Ada Cinta Mati Kader PKS Untuk LHI

Entah mengapa, kasus LHI yang divonis MA 18 tahun dan dicabut hak politik, tidak berlaku untuk para koruptor kelas kakap. Anas Urbaningrum hanya divonis 8 tahun penjara plus denda, tanpa dicabut hak berpolitik. Lebih parah lagi, Atut Sang Gubernur Banten, pun hanya 4 tahun, dan tanpa dicabut hak politik sebagai WN.

Entah mengapa lagi, stigma negatif Korupsi Sapi yang masih "belum terbukti" terus disematkan kepada partai yang dipimpin LHI. Tapi stigma yang sama tidak pernah ditahbiskan kepada PDIP si juara korupsi, atau Demokrat, Golkar, PPP, Hanura, Gerindra, dan parpol lain. Jika ada seseorang yang sedikit bertanya, mengapa kader-kader PDIP yang jumlahnya ratusan dan terbukti di pengadilan, lantas dihukum ringan? Pasti jawabannya, "PDIP dan parpol lain kan bukan partai dakwah!"

Semua seakan sepakat, PKS dan kadernya harus sesuci malaikat. Dianggap kader-kader PKS adalah manusia-manusia suci, hingga tak layak terpeleset. Maka untuk LHI, penyikapan kasusnya sangat superspesial. Kantor DPP PKS dikepung aparat. LHI ditangkap. Disergap. Digiring ke mobil tahanan KPK. Kemudian dijebloskan ke penjara. Semua assetnya disita. Mobil-mobil yang bukan miliknya diambil paksa. Jangan lupakan aroma wanita-wanita Fustun yang melengkapi berita, mengalahkan cerita korupsi Fathanah yang penuh intrik dan kepalsuan cerita.

Terus terang, saya bukan pengurus PKS. Sejak baligh saya sudah mendukung PPP. Kemudian tahun 1998 memilih PBB, dan sempat bertemu Yusril Ihza Mahendra di Kairo. Simpati saya kepada PKS, titik tolaknya harapan agar PKS mampu menjadi terdepan dalam Ishlahul Hukumah(perbaikan pemerintahan, Clean Government). Sebuah perjuangan yang teramat berat. Karena negara yang sudah dikuasai mafia, dan masyarakat yang cenderung membabi buta dalam benci dan cinta.

LHI sedang menjalani hukuman yang terlalu berlebihan. Standar untuk LHI, adalah standar hukuman para Nabi. Sedang hukuman untuk koruptor lain, standarnya standar baji**an. Tentu saja, LHI bukan nabi, bukan pula wali. Tapi untuk LHI, indikasi korupsi menerima suap 1 milyar dari asumsi katanya 40 milyar, adalah kebejatan moral. Namun bagi yang lain, korupsi di atas 1 Triliyun hingga 700 Triliyun (Bus Tranjakarta-BLBI-Century-Hambalang), adalah wajar dan normal.

Namun hikmah di balik semua itu sangat jelas dan mudah diterawang. Saya menemukan, kader-kader PKS mulai mawas diri. Sabar dijuluki Pecinta Korupsi Sapi. Lalu setiap aktivitas dan agenda kebajikannya senantiasa dianggap Kotoran Sapi. Si penuduh tidak sadar, otak yang penuh kotoran sapi itu adalah otaknya sendiri. Karena kader-kader PKS sangat mudah move on. Tidak ada cinta mati untuk LHI. Seperti cinta mati untuk Megawati atau Jokowi. LHI dipenjara tak ada yang demo apalagi berbuat angkara murka. Tapi jangan harap bisa menyentuh Megawati atau Jokowi. Bisa jadi anda dan kita akan diusir dari negeri yang katanya sedang direvolusi! Salam gigit dua jari!
(Nandang Burhanudin)

http://www.pkspiyungan.org/2014/09/tak-ada-cinta-mati-kader-pks-untuk-lhi.html

Tidak ada komentar: