Mahasiswa merupakan sebuah miniatur masyarakat
intelektual yang memilki corak keberagaman pemikiran, gagasan dan
ide-ide yang penuh dengan kreatifitas dalam rangka mewujudkan TRI DARMA
PERGURUAN TINGGI Yakni; Pendidikan dan pengajaran, Penelitian,
Pengabdian pada masyarakat.Sungguh menarik memang jika kita kembali
memperbincangkan persoalan kampus dan dinamikannya yang sangat dinamis.
Kampus merupakan tempat pengembangan diri yang memberikan perubahan
pikiran, sikap, dan pencerahan, tempat mahasiswa lahir menjadi kaum
pemikir bebas yang tercerah.
Dengan sifat keintelektual dan idealismenya mahasiswa lahir dan tumbuh
menjadi entitas (model) yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang
persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa
terletak pada ide atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas
persoalan-persoalan yang ada. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan
nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok
persoalan apapun.
Dengan kata lain, kampus merupakan laboratorium besar tempat
melahirkan beragam ide, pemikiran, pengembangan wawasan yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk peranan sosial individu mahasiswa tersebut dalam
kehidupan kemasyarakatan sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Menjadi
agen bagi perubahan sosial, budaya, paradigma, ekonomi dan politik
masyarakat secara luas. Dengan demikian, kepentingan masyarakat menjadi
barometer utama bagi keberhasilan suatu perubahan sosial yang dilakukan
oleh mahasiswa. Mahasiswa dituntut tidak hanya berhasil membawa ijazah,
tetapi juga diharuskan membawa perubahan dari ilmu dan pengalamannya
selama berada dalam laboratorium kampus.
Gerakan perlawanan mahasiswa sesungguhnya merupakan gerakan
perlawanan yang dinamis. Dimensi pembangunan gerakan mahasiswa agar
ilmiah diawali dengan konsep membaca, sesuatu yang berhubungan bukan
hanya dengan membaca teks dan naskah tetapi lebih dari itu, menelaah,
meriset, merenungkan , bereksperimen, berkontemplasi. Objeknya bisa
berupa beragam persoalan yang ada dimasyarakat. Mulai dari persoalan
sosial, ekonomi, politik, budaya dan bahkan persoalan etika dan
moralitas. Paradigma mahasiswa dikampus
bertumpu pada penyelarasan ideologis dengan ketajaman analisis terhadap
persoalan-persoalan yang terjadi. Kalangan mahasiswa mampu membaca,
mengkaji, dan berdiskusi secara logis, kritis, sistematis, dan
komperhensif, serta mampu membedah persoalan dari berbagai aspek dan
sudut pandang ilmu dan pemikiran yang konstruktif. Oleh karena itu, gerakan mahasiswa diharapkan mampu memberikan jawaban atas kondisi zaman yang terus berubah.
Karena pada hakikatnya mahasiswa memiliki peran pengabdian masyarakat yaitu sebagai agent of change, Iron stock, dan Social Control. Dalam
aplikasinya, mahasiswa harus memiliki langkah strategis untuk
menciptakan perubahan tersebut. Berdasarkan kondisi kampus sudah
dipersiapkan dalam bidang kajian yang berbeda-beda dapat
diklasifikasikan meliputi: keteknologian, sosial budaya, hukum dan
plitik, serta perekonomian.
Mulai dari keteknologian, mahasiswa teknik harus mengambil peran
sebagai pioner dalam pengembangan teknologi bangsa. Misalkan dalam tata
ruang kota, mahasiswa dapat menjadi pioner pengembangan kota tropis dana
dapat mengembangkan pola arsitektur yang bersifat tradidioanal. Selain
itu, kajian dalam bidang keteknologian ini memiliki peran yang luas,
baik dalam teknologi bangsa, maupun untuk menganalisis permasalahan yang
terdapat di negara kita, seperti ROB, kemacetan, energi listrik, dan
lain-lain.
Dalam bidang ekonomi, mahasiswa tentunya harus mampu menganalisa
sistem ekonomi yang ideal untuk bangsa kita. Salah satunya adalah sistem
ekonomi syariah. Selanjutnya dalam bidang hukum dan politik, mahasiswa
harusnya memiliki idealisme tinggi untuk menciptakan sistem hukum yang
baik dalam pemerintahan di Indonesia. Semua bidang kajian itu ternyata
dapat disatu padukan untuk menganalisis permasalahan bangsa dilihat
dalam berbagai sudut pandang. Dan yang perlu diingat di sini adlah bahwa
mahasiswa maupun pemuda harus memiliki dasar moral yang baik dan jiwa
religius agar langkahnya benar-benar terarah. Hal tersebut akan menjadi
pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa menuju bangsa yang
cerdas dan didasari religiusitas. (Ismi Retno Diah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar