Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu
dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang
lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan
sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang
menyimpang dari cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan
adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat
diimplementasikan.
Orang-orang kreatif adalah orang-orang yang berpihak kepada perubahan, Karena pengertian kreativitas itu sendiri adalah :
- Kemamampuan seseorang untuk melihat dengan sudut pandang/perspektif baru.
- Kemampuan seseorang untuk menemukan hubungan baru.
- Kemampuan seseorang untuk membentuk kombinasi dari suatu/beberapa obyek, konsep, atau fenomena.
Orang-orang kreatif selalu berhadapan
dengan orang-orang yang tidak senang terhadap perubahan, oleh karena itu
orang-orang yang kreatif biasanya distempel sebagai orang-orang
agresif, obsesif dan lain-lain, yang mungkin sewaktu-waktu bisa
menimbulkan anarkis, secara fikiran, mental maupun fisik.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki orang-orang kreatif tidak akan
menguntungkan secara finansial dalam jangka pendek. Hanya perusahaan
visoner-lah yang mampu menampung orang-orang kreatif ini bisa bekerja di
dalamnya.
Indikator suatu perusahaan yang
memelihara orang-orang kreatif, antara lain : Karyawan bekerja dengan
nyaman dan menyenangkan tanpa tekanan, tidak ada karyawan yang bekerja
secara ABS (asal bapak senang), hubungan kerja yang harmonis tanpa office politic
yang mengarah kepada friksi antar kelompok kerja, dan lain-lain. Jika
perusahaan menginginkan adanya peningkatan kualitas kinerja, baik secara
individu maupun secara organisasi, maka mau tidak mau atau suka tidak
suka, harus melalui tahap ini, yaitu : membangun kreativitas mereka.
Menurut para pakar HRD, Secara umum tahapan kreativitas dapat dibagi dalam empat tahap: Exploring, Inventing, Choosing dan Implementing.
Exploring. Pada tahap ini
pekerja atau karyawan, mulai mampu mengidentifikasi hal-hal apa saja
yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada saat ini. Sekali mereka
mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut maka proses kreativitas
sudah dimulai. Hal penting yang harus diperhatikan pada saat ini adalah
menciptakan iklim yang menunjang proses berpikir kreatif. Kalau tidak,
maka orang-orang seperti ini biasa menjadi kritikus kelas kakap.
Inventing. Pada tahap ini,
karyawan yang sudah menemukan identitas dirinya, akan melihat atau
mereview dan mencari berbagai alat, teknik dan metode atau bahasa
sederhananya ‘cara’ yang telah dimiliki, yang mungkin dapat membantu
dalam menghilangkan cara berpikir dan bertidak, yang traditional. Pada
tahap ini karyawan sudah mulai menjadi penganut aliran perubahan. the life is change, change in progress.
Choosing. Pada tahap ini,
karyawan selain sudah mengidentifikasi dirinya dan memilih ide-ide yang
paling mungkin untuk dilaksanakan, mereka juga mampu mengubah
lingkungannya. Bahayanya, kalau lingkungan kerjanya tidak mendukung
aliran yang dianutnya, ia bakal memiliki profesi provokator ulung.
Implementing. Tahap akhir
karyawan atau pekerja dapat disebut kreatif adalah bagaimana membuat
ide-idenya ini segera dapat diimplementasikan. Jika ide-ide ini tidak
tersalurkan dengan baik, maka mereka akan menjadi kutu loncat (kenalnya
waktu dikampung), alias pindah kerja dari perusahaan yang satu ke
perusahaan yang lain.
Pakar-pakar HRD itu juga menegaskan,
keempat tahapan ini pasti dilalui oleh seorang kreator, atau orang-orang
yang disebut kreatif (Orang-orang kreatif yang baca tulisan ini pasti
manggut-manggut), Iye, iye, bener juga tuh ?
Saya lanjutkan lagi, ya ?. Menurut Charles Prather, dalam bukunya Blueprint for Innovation, gaya atau model kreativitas seseorang bersifat menetap. Prather membagi dua gaya kreativitas:
Adaptive Problem Solving.
Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja, cenderung menggunakan
kreativitas untuk menyempurnakan sistem dimana mereka bekerja. Hal-hal
yang terlihat pada orang yang memiliki gaya ini adalah bahwa mereka akan
berusaha sekuat pikiran dan tindakannya untuk membuat system menjadi
lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan efisien. Apa yang mereka
lakukan akan dapat dilihat hasilnya secara cepat.
Innovative Problem Solving.
Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja cenderung untuk
menantang dan mengubah sistem yang sudah ada. Mereka dapat disebut
sebagai “agent of change” karena lebih memfokuskan pada
penemuan sistem baru daripada menyempurnakan yang sudah ada. Dalam
suatu perusahaan mereka dapat dilihat pada bagian-bagian yang melakukan
riset, penciptaan produk baru, mengantisipasi kebutuhan pelanggan tanpa
diminta, dan orang-orang yang menjaga kelangsungan hidup perusahaan di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, niat untuk membangun kreativitas
di tempat kerja lahir dari seorang pemimpin yang visoner, bukan
pemimpin yang hanya memiliki kepentingan sesaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar