Peranan Sistem Informasi
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. Jadi EIS harus mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’brien, 2000).
Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang
berkenaan dengan akuntansi. Selama lima puluh tahun terakhir, sistem informasi akuntansi
telah diwakili oleh sejumlah pendekatan atau model yang berbeda. Tiap model baru berubah
karena adanya kelemahan dan keterbatasan dari model sebelumnya. Fitur yang menarik
dalam evolusi ini adalah model-model yang lebih lama tidak dengan segera digantikan oleh
teknik yang lebih baru. Jadi, pada suatu waktu, terdapat berbagai generasi sistem di berbagai
perusahaan yang berbeda, bahkan bisa sama-sama ada dalam sebuah perusahaan. Akuntan
yang modern perlu membiasakan diri dengan berbagai fitur operasional semua pendekatan
SIA yang mungkin akan dihadapinya. Dimana dalam evolusi model sistem informasi ini
terdapat lima model yakni :
1. Model proses manual
2. Model sistem file datar
3. Model sistem basis data
4. Model sistem REA
5. Model sistem ERP .
KESIMPULAN :
Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem informasi pada perusahaan , antara lain:
1. Kita dapat mengetahui berbagai jenis model system informasi akuntansi.
2. Kita dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan model proses manual.
3. Kita dapat memahami yang dimaksud dengan model file datar.
4. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan model basis data.
5. Kita dapat membedakan antara model system REA dan system ERP
(Yohanes Tito H)
Sampai pada tahun 1960-an, peran
sistem informasi masih sederhana yakni, memproses transaksi, menyimpan
data,accounting dan aplikasi proses data elektronik (electronic data
processing) lainnya. Kemudian pada tahun 1970-an, informasi spesifikasi awal
produk yang dibuat oleh information reporting systems tidak dapat
memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu dibuatlah
konsep decision support systems (DSS). Peranan baru ini adalah menyediakan
dukungan interaktif kepada manajemen untuk proses pengambilan keputusan mereka.
Memasuki tahun 1980-an, perkembangan
yang cepat dari tenaga proses mikrokomputer, aplikasi perangkat lunak dan
jaringan telekomunikasi menimbulkan apa yang disebut dengan end user
computing. Kemudian konsep executive information systems (ESS)
dibangun, dimana sistem informasi ini memberikan jalan yang mudah bagi
manajemen atas untuk mendapatkan informasi kritikal yang diinginkan ketika
sedang dibutuhkan. Pengembangan dan aplikasi dari teknik kecerdasan buatan
atau artificial intelligence (AI) memberi gebrakan baru dalam sistem
informasi bisnis. Sistem pakar atau expert systems (ES) dan sistem
berbasis pengetahuan membuat peran baru bagi sistem informasi.
Sebuah peran baru yang penting lagi
bagi sistem informasi muncul di tahun 1980-an dan diharapkan terus berlanjut
sampai ke tahun 1990-an. Peran tersebut adalah konsep peran strategis
(strategic role) dari sistem informasi yang disebut strategic information
systems (SIS). Pada konsep ini, sistem informasi diharapkan dapat
memainkan peranan langsung dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis dari
perusahaan. Hal ini memberikan tanggung jawab baru bagi sistem informasi di
dalam bisnis, apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini.
Hampir di seluruh sektor bisnis di
dunia ini menggunakan sistem informasi di perusahaan mereka. Bukan hanya itu,
mereka pun selalu berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menggembangkan
sistem informasi yang digunakan di perusahaan mereka. Hal tersebut disebabkan
karena sistem informasi memegang peranan yang cukup penting dalam bisnis
mereka. Adapun peranan dan fungsi utama dari sistem informasi adalah :
1. Mendukung Operasi Bisnis .
Mulai dari akuntansi sampai dengan
penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi
manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon
yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem Informasi untuk dapat
mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.
2. Mendukung Pengambilan Keputusan
Managerial.
Sistem informasi dapat
mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan
bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer
mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan
sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang
lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
3. Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistem informasi yang dirancang
untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan
dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar[1].
Penjelasan lebih mendalam mengenai
fungsi utama sistem informasi dalam suatu organisasi akan dijelaskan pada
bagian klasifikasi sistem informasi di bawah ini:
Klasifikasi Sistem Informasi
Pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-silang (cross-functional) sistem informasi yang menjalankan berbagai fungsi, lebih jelasnya diperlihatkan pada gambar 1 berikut.
Pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-silang (cross-functional) sistem informasi yang menjalankan berbagai fungsi, lebih jelasnya diperlihatkan pada gambar 1 berikut.
1. Sistem Informasi untuk
Operasi Bisnis
Sistem Informasi
Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam kegiatan
usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses
transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta
produktivitas kantor secara efisien.
Transaction Processing Systems
Transaction processing
systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses
data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic
data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi
bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS
menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun
eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan,
kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS
juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses
lebih lanjut oleh SIM.
Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara
rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti
keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control
systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara
otomatis dibuat oleh komputer.
Office Automation Systems
Office automation systems (OAS)
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam
bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office
automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronic
mail),teleconferencing, dan lain-lain.
2. Sistem Informasi untuk
Pengambilan Keputusan Manajemen.
Sistem informasi manajemen atau SIM
(management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk
menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM adalah meniadakan
pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang tidak efektif.
Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh
karena:
Menekankan pada orientasi manajemen
(management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan
mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
Menekankan bahwa kerangka sistem (system
framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi.
Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi
dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari
3 macam yakni:
Information Reporting Systems
Information reporting
systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerial end
users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari.
Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses
sebelumnya oleh transaction processing systems. Informasi produk memberi
gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2)
secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian. Sebagai contoh,
manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap minggunya
untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
Decision Support Systems
Decision support systems (DSS)
merupakan kemajuan dariinformation reporting
systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif,
sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan
database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi
manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik
memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif
untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. Jadi EIS harus mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’brien, 2000).
3. Sistem Informasi untuk Keuntungan
Strategis
Sistem informasi dapat
memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari sebuah
perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika
perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang
berupa (1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2)
ancaman dari perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan
tawar-menawar dari konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok.
Kelima faktor tersebut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membangun upaya peamsaran yang mengarah kepada competitive advantage
strategies. Hubungan kelima faktor tersebut dapat digambarkan seperti pada
gambar 2 berikut.
Beberapa strategi bersaing yang
dapat dibangun untuk memenangkan persaingan adalah:
q Cost
leadership (keunggulan biaya) – menjadi produsen produk atau jasa dengan
biaya rendah.
q Product
differentiation (perbedaan produk) – mengembangkan cara untuk menghasilkan
produk atau jasa yang berbeda dengan pesaing.
q Innovation –
menemukan cara baru untuk menjalankan usaha, termasuk di dalamnya pengembangan
produk baru dan cara baru dalam memproduksi atau mendistribusi produk dan jasa.
Peran Strategis Untuk Sistem
Informasi
Sistem informasi manajemen (SIM)
dapat menolong perusahaan untuk (1) meningkatkan efisiensi operasional, (2)
memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan (3) membangun sumber-sumber informasi
strategis.[2]
1. Meningkatkan efisiensi
operasional
Investasi di dalam teknologi sistem
informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi
operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya
(low-cost leadership).
Dengan menanamkan investasi pada
teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki
industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya
investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan
pasar.
Selain itu, cara lain yang dapat
ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun
hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
2. Memperkenalkan inovasi dalam
bisnis
Penggunaan ATM (automated teller
machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi
sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh
keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sistem
informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke
dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh
yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi
yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila
sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi
tersebut, maka mereka akan segan utnuk menggunakan sistem reservasi dari
penerbangan lain.
3. Membangun sumber-sumber
informasi strategis
Teknologi sistem informasi
memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga
mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh
perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi,
menyewa spesialis sistem informasi, dan melatihend users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk
membuat basis informasi strategis (strategic information base) yang dapat
menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi
ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien
dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang
menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu
merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang
berkenaan dengan akuntansi. Selama lima puluh tahun terakhir, sistem informasi akuntansi
telah diwakili oleh sejumlah pendekatan atau model yang berbeda. Tiap model baru berubah
karena adanya kelemahan dan keterbatasan dari model sebelumnya. Fitur yang menarik
dalam evolusi ini adalah model-model yang lebih lama tidak dengan segera digantikan oleh
teknik yang lebih baru. Jadi, pada suatu waktu, terdapat berbagai generasi sistem di berbagai
perusahaan yang berbeda, bahkan bisa sama-sama ada dalam sebuah perusahaan. Akuntan
yang modern perlu membiasakan diri dengan berbagai fitur operasional semua pendekatan
SIA yang mungkin akan dihadapinya. Dimana dalam evolusi model sistem informasi ini
terdapat lima model yakni :
1. Model proses manual
2. Model sistem file datar
3. Model sistem basis data
4. Model sistem REA
5. Model sistem ERP .
KESIMPULAN :
Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem informasi pada perusahaan , antara lain:
1. Kita dapat mengetahui berbagai jenis model system informasi akuntansi.
2. Kita dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan model proses manual.
3. Kita dapat memahami yang dimaksud dengan model file datar.
4. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan model basis data.
5. Kita dapat membedakan antara model system REA dan system ERP
(Yohanes Tito H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar